Beritainternusa.com,Solo – Aparat Polres Boyolali Jawa Tengah berhasil meringkus satu dari dua orang spesialis pencuri kantor desa dan SDdi Boyolali Utara pada awal Mei 2025.Menurut keterangan selama ini sudah ada lebih dari 17 kantor desa dan sekolah SD yang menjadi korban pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh kedua tersangka. Kedua tersangka merupakan warga Magelang Jawa Tengah.
Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, menyampaikan pelaku yang telah tertangkap diidentifikasi dengan inisial SA, 20, beralamat di Banyusari, Tegalrejo Kabupaten Magelang. Satu tersangka yang masih dalam buruan atas inisial RO, usia kurang lebih 50 tahun dengan alamat desa yang sama.
Untuk TKP pencurian pemberatan dimaksud Pasal 363 di Balai Desa Kemusu dan SDN 1 Kemusu,” kata dia kepada wartawan dalam konferensi pers di Mapolres Boyolali, Kamis (8/5/2025). Rosyid mengatakan kerugian paling tidak di satu TKP yaitu di Balai Desa Kemusu total Rp55,8 juta. Ada monitor komputer, laptop, dua unit komputer merek LG, proyektor, dan sebagainya.
Ia menjelaskan modusnya dengan mencongkel jendela dan merusak kunci gembok. Lalu, mengambil barang-barang di dalam gedung. Mereka telah melakukan pencurian di sekolah-sekolah ada di Juwangi, Wonosegoro, Klego, dan sekitar,” kata dia. Wilayah tersebut masuk ke Boyolali bagian utara. Rosyid mengatakan aksi SA dan RO termasuk meresahkan karena menargetkan sekolah dan kantor desa.
Ia mengatakan beberapa aduan dari pihak desa hingga sekolah yang resah dengan hilangnya barang-barang elektronik mereka telah sampai ke Polres Boyolali. Rosyid mengatakan telah meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memberikan CCTV di tempat strategis seperti kantor desa, sekolah, hingga persimpangan.
Sementara itu, RA saat ditanyai Kapolres mengatakan, ia mengakui di tiap lokasi mendapat bayaran Rp500.000. Nantinya, akan ditambah bonus ketika barang curiannya telah terjual. Soal alasan kantor desa dan sekolah yang disasar, SA mengaku tidak tahu menahu karena hal tersebut ditentukan oleh pamannya. Dalam beraksi, mereka menggunakan sepeda motor dengan keranjang bronjong.
SA mengaku ada hubungan saudara dengan tersangka yang kabur, yaitu hubungan paman-keponakan. Sudah tahu pakdhe pernah dipenjara, tapi kurang tahu berapa kali. Ikut pakdhe karena perekonomian untuk ibu, simbah, dan bayar utang,” kata dia.
Sebelumnya, diberitakan lima sekolah dasar (SD) dan satu kantor desa di Kabupaten Boyolali menjadi sasaran aksi pencurian dalam kurun waktu kurang dari dua pekan terhitung mulai 28 Februari-12 Maret 2025. Kelima SD dan satu kantor desa tersebut tersebar di tiga kecamatan yaitu Wonosamodro, Juwangi, serta Kemusu.
Plt Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Suwadi, menjelaskan lima sekolah yang kemalingan tersebut meliputi SDN 2 Jatilawang dan SDN Garangan di Kecamatan Wonosamodro, SDN 1 Kalimati di Kecamatan Juwangi, serta SDN 1 Wonoharjo dan SDN 4 Wonoharjo di Kecamatan Kemusu.
Ia mengatakan kejadian pencurian di SDN 2 Jatilawang diketahui pada 28 Februari 2025. Barang-barang yang hilang antara lain satu laptop, satu LCD proyektor, satu printer, satu PC, uang kebersihan Rp350.000, dan satu kamera CCTV beserta alat penyimpan rekaman. Total kerugian Rp32,685 juta.
Untuk kejadian di Kalimati diketahui 10 Maret 2025, yang hilang ada dua LCD proyektor, laptop satu, tablet 10 buah, dan uang koperasi Rp370.000, total kerugian sekitar Rp9,37 juta,” kata dia kepada Espos, Kamis (13/3/2025).
Lalu kejadian di SDN Garangan diketahui pada 10 Maret 2025 dengan barang yang hilang antara lain tiga LCD proyektor, 13 chromebook, dan satu laptop. Total kerugian dari kejadian tersebut yaitu Rp99,176 juta.
Kemudian SDN 4 Wonoharjo Kemusu diketahui kemalingan pada 12 Maret 2025 pagi. Barang-barang yang hilang antara lain dua laptop, lima charge laptop, satu LCD proyektor, satu printer, dan uang Rp587.500. Total kerugian Rp23.821.800.
Lalu di SDN 1 Wonoharjo diketahui pada hari yang sama ada yang hilang yaitu lima laptop, 15 chromebook, dua LCD proyektor, DVR CCTV dan uang tunai Rp19.742.000. Total kerugian Rp156.270.000. Soal uang tunai yang ada di sekolah, biasanya pihak sekolah tiap beberapa hari sekali baru dititipkan di bank. Saat belum dititipkan ke bank, malah keduluan diambil maling.
Berdasarkan data yang dihimpun Espos, Rabu (12/3/2025), kejadian kemalingan di Balai Desa Kalimati diketahui pada Senin (10/3/2025). Beberapa barang yang hilang antara lain dua mesin printer, dua laptop, satu speaker aktif, dua mesin scanner, dua mic, satu tas kecil, dan dua cas laptop dan PC. Total kerugian sekitar Rp20 juta.
Secara terpisah, Camat Juwangi, Ruswanto, membenarkan adanya peristiwa kemalingan di Balai Desa Kalimati dan salah satu sekolah di sana. “Itu hampir bersamaan, Wonosamodro juga ada,” kata dia.
[Admin/spbin]