Beritainternusa.com,Jakarta – Rumor adanya matahari kembar di pucuk pimpinan Pemerintah Republik Indonesia saat ini menjadi perbincangan banyak kalangan.
Hal ini dipicu dua menteri pembantu Presiden Prabowo Subianto terang-terangan masih menganggap mantan Presiden Jokowi sebagai bosnya.
Jauh sebelumnya, kekhawatiran soal “matahari kembar” ini juga sudah diperingatkan oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menyikapi hal ini, pengamat politik Adi Prayitno menilai matahari kembar di tubuh pemerintah Republik Indonesia benar-benar ada.
Ia menyinggung kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ke kediaman Jokowi dan membuat pernyataan mengejutkan.
Kedua menteri tersebut kompak menyebut Jokowi tak hanya mantan bos, tetapi juga masih menjadi bosnya.
Trenggono dan Budi Gunadi memang menjadi menteri sejak era Presiden Jokowi. Tetapi kini, mereka adalah pembatu Presiden Prabowo.
Dulu mungkin matahari kembar itu hanya sebatas isu hanya sebatas diskursus, hanya sebatas gosip-gosip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena belum tampak siapa bosnya dan kemudian siapa yang kemudian menjadi anak buahnya.”
Tapi ketika ada dua menteri Pak Prabowo Subianto yang mengaku bahwa Pak Jokowi adalah bosnya, ini seakan-akan mengonfirmasi kok ada bos lain di luar Presiden Republik Indonesia,” kata Adi di channel Youtubenya, Adi Prayitno Official, dikutip Senin (14/4/2025).
Adi juga menegaskan pengertian matahari kembar versinya. Matahari kembar itu adalah istilah untuk menggambarkan ada figur lain di luar presiden, ada sosok lain di luar presiden yang masih dinilai punya pengaruh, punya kekuatan dan mampu mengorkestrasi kepentingan-kepentingan politik di masa-masa yang akan datang,” papar Adi.
Menurut Adi, pernyataan kedua menteri itu terlalu vulgar. Jika ingin berterima kasih kepada Jokowi, sebaiknya cukup menunjukkan kedekatan dengan foto bersama.
Itulah yang saya sebutkan pejabat publik hari ini mesti hati-hati mengeluarkan statement-statement politiknya. Sekalipun para menteri itu sangat ingin berterima kasih kepada Pak Jokowi yang dinilai punya kontribusi penting sehingga mereka menjadi orang penting di negara kita, minimal ungkapan-ungkapannya itu tidak perlu disampaikan secara vulgar,” kata Adi.
Membaca situasi tersebut, Adi mantap menyebut matahari kembar bukan isapan jempol. Presiden Prabowo dan Mantan Presiden Jokowi sama-sama bersinar.
“Bahwa matahari kembar itu ternyata ada ya, bukan hanya gosip, bukan hanya wacana, bukan hanya desas-desus tapi faktual.”
Apa buktinya, ya itu tadi ada sejumlah menterinya Pak Prabowo yang masih menganggap bahwa Pak Jokowi adalah bos mereka.”
Apakah salah, tidak salah, apakah itu benar, ya benar menurut mereka. Intinya apa di antara kekisruhan terkait dengan adanya matahari kembar ini saya kira tergantung kita mau berada di mana,” pungkas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia.
Pada acara peringatan HUT ke-23 Partai Demokrat di pelataran kantor pusat partai, Jakarta, Senin (9/9/2024), SBY sempat bicara soal matahari kembar.
Menurut SBY, baik di partai maupun di pemerintahan, hanya boleh ada satu matahari alias pemimpin.
Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini, hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita,” kata SBY, dikutip dari Kompas.com.
Presiden keenam RI ini pun mengatakan, banyak matahari justru akan membuat institusi bahkan negara menjadi kacau.
Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah institusi, termasuk partai politik, kalau mataharinya banyak. Bisa dibayangkan, (akan) semakin panas karena matahari satu sudah panas, kalau ada dua, ada tiga, bagaimana,” ujar dia.
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa hanya ada satu matahari di Partai Demokrat, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku ketua umum.
Lebih lanjut, SBY mengajak semua kader Demokrat yang hadir untuk kembali ke masa lalu, ketika partai Demokrat melaluinya dengan penuh tantangan.
(Hampir) 10 tahun menjadi partai di luar pemerintahan karena memang ada pihak yang tidak menginginkan Partai Demokrat berada di pemerintahan, tidak mudah,” ujar SBY.
Politikus PKS, Mardani Ali Sera sudah mewanti-wanti soal kembali munculnya anggapan soal matahari kembar.
Pernyataan Mardani juga terkait kunjungan menteri Presiden Prabowo ke kediaman Jokowi.
Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar,” kata Mardani saat dihubungi, Jumat (11/4/2025), dikutip dari Kompas.com.
Mardani meyakini bahwa Prabowo tidak akan merasa tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Presiden terdahulu.
Meski begitu, dia menekankan pentingnya jajaran kabinet untuk menjaga kewibawaan sosok pemimpin tertinggi dalam sistem pemerintahan.
Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Dan saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi,” kata Mardani.
Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” pungkasnya.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi membantah PKS yang menyebut ada dugaan ‘matahari kembar’ ketika menteri di kabinet Presiden Prabowo Subianto mendatangi Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini. Jokowi bahkan dipanggil dengan sebutan ‘bos’.
Hasan menekankan, kunjungan itu sebatas silaturahim lebaran. Dia meminta agar silaturahim itu tidak dikaitkan dengan politik.
Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik,” ujar Hasan kepada Kompas.com, Senin (14/4/2025). Hasan mengatakan, saat ini semua pihak masih dalam suasana Lebaran. Dia menyebut hubungan persaudaraan harus terus dirajut.
Kita masih dalam suasana Lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan,” imbuhnya.
[Admin/tbbin]