Mobil tangki air BPBD Gunungkidul

Beritainternusa.com,Gunungkidul – Akibat kehabisan anggaran operasional bahan bakar minyak (BBM) badan penanggulan bencana daerah (BPBD) kabupaten Gunungkidul belum bisa melakukan penyaluran air bersih ke masyarakat. Hal ini disampaikan oleh kepala seksi logistic BPBD Gunungkidul Arief Prasetyo Nugroho.

Arief mengatakan kehabisan anggaran operasional BBM tersebut dipicu naiknya harga Dexlite dari  Rp14.550 pada Juli 2024, menjadi Rp15.350 pada Agustus 2024.

Naiknya BBM praktis membuat anggaran semula menjadi imbalance. Di mana, untuk ketersediaan air bersihnya  masih ada, tetapi biaya untuk BBM nya sudah habis, ya akhirnya kami tidak bisa jalan,”ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (9/9/2024).

Sebelumnya, BPBD Gunungkidul menganggarkan sebanyak Rp400 juta dari APBD untuk menghadapi bencana kekeringan tahun ini.

Adapun anggaran tersebut diperuntukkan membiayai tiga komponen, yakni membeli air bersih sebanyak 1000 tangki, BBM, maupun sopir atau operator. 

Arief mengatakan, akibat anggaran operasional BBM habis tersebut, sebanyak 20 tangki air yang tersisa belum bisa disalurkan ke masyarakat.

Dari stok 1000 tangki air bersih yang disiapkan, saat ini tersisa 20 tangki lagi. Ini harusnya sudah disalurkan ke masyarakat. Namun, karena kendala tadi membuat kami belum bisa jalan untuk menyalurkannya,”ucapnya.

Dia menambahkan, pihaknya terakhir kali menyalurkan air bersih ke masyarakat itu sekitar seminggu lalu di Kalurahan Sawahan, itu dilakukan 
sebelum anggaran BBM benar-benar habis. 

Di mana, dalam sehari pihaknya itu bisa mendropping sebanyak 16 tangki dengan jumlah mobil yang beroperasi sebanyak 4 unit per harinya. 

Jadi, sudah sekitar semingguan ini kami tidak menyalurkan air. Terakhir ya itu menyalurkan ke Kalurahan Sawahan, Setelah itu, kami tidak menyalurkan lagi karena kehabisan anggaran operasional BBM nya,”ucapnya.

Untuk memenuhi permintaan air bersih masyarakat, kata Arief, saat ini pihaknya mengandalkan bantuan dari pihak swasta.  

Kebetulan bantuan air dari pihak swasta juga banyak yang masuk sehingga untuk memenuhi permintaan masyarakat  dialihkan ke sana dulu.

Selama bantuan air dari BPBD ini tidak bisa disalurkan, kebetulan bantuan air dari pihak swasta juga banyak yang masuk itu sekitar 300-tangki. Jadi, ini masih bisa  memenuhi permintaan masyarakat,”terangnya.

Sementara itu, saat disinggung terkait anggaran dari biaya tak terduga (BTT), Arief menuturkan anggaran tersebut dimungkinkan baru turun pada Minggu ini. Untuk BTT kemungkinan Minggu ini sudah cair sebanyak 800 tangki,”ujarnya.

Meskipun begitu, dia mengatakan, pihaknya tetap tidak akan mengoperasikan mobil tangki sendiri untuk menyalurkan air bersih tersebut, melainkan akan menggandeng pihak swasta. 

Dipilihnya menggandeng pihak swasta ini karena pertimbangannya menjadi lebih irit dibandingkan BPBD harus menyalurkan sendiri-sendiri,”ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Purwono, membenarkan naiknya harga BBM Dexlite membuat anggaran bencana kekeringan menjadi tidak sesuai dengan rencana semula.

Harga Dexlite ada kenaikan di Agustus dan baru turun di awal September. Jadi, anggaran tadi itu  tidak balance dari rencana semula,”ucapnya.

Dia mengaku, tidak bisa berbuat banyak sebab untuk mengajukan anggaran lagi akan sulit sebab anggaran dana yang bisa digeser sudah tidak ada lagi. Ya terakhir harus menggandeng pihak swasta untuk menyalurkan air ke masyarakat,”tandasnya.

Diketahui, saat ini BPBD susah menyalurkan sebanyak 980 tangki air bersih. Air tersebut disalurkan ke 11 kapanewon atau kecamatan yakni Nglipar, Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tepus, Karangmojo, Ponjong, Semanu, Rongkop, dan Girisubo.

[Admin/tbbin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here