Beritainternusa.com,Jatim – Mantan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar membeberkan alasan yang melatarbelakanginya diberhentikan oleh PBNU. Sebelumnya beredar isu yang mengatakan bahwa Marzuki dipecat lantaran mendukung salah satu pasangan calon capres-cawapres 2024.
Menurutnya, apa yang dituduhkannya tidak terbukti, namun yang terpenting persatuan dan kesatuan Indonesia tetap terjaga.
Itu salahnya gak mau tabayyun. Saya ceramah di mana-mana selalu bilang yang penting rukun. Jaga Indonesia lebih penting daripada nafsumu untuk memenangkan paslonmu. Boleh kepingin menang tapi harus menjaga kerukunan, tapi jangan menyakiti orang lain,” kata Marzuki dikutip dari YouTube Mojokdotco, Kamis (8/2/2024).
Toh setelah Pilpres yang sekarang kau anggap musuh, rival itu tetap sesama muslim, sesama Indonesia,” lanjutnya.
Marzuki lantas mengatakan dalam setiap ceramahnya bahwa siapapun warga NU bebas menentukan pilihan dalam pemilu mendatang.
Sekiranya warga yang PPP mau mendukung Ganjar, silakan. Tapi itu juga tidak menjamin karena ada kai PPP yang tidak ke Pak Ganjar. Atau PPP tapi ikut kiai yang milih Anies, boleh. Seperti Habib Luthfi yang dukung Prabowo, mau ikut dukung boleh juga,” paparnya.
Bisa jadi, katanya, potongan video-video ceramah yang dilakukannya yang menjadi salah satu faktor dirinya dianggap tidak netral. Namun Marzuki tidak mau ambil pusing mengenai hal itu.
Saya selalu ceramah seperti itu. Perkara ada yang motong, diedit itu mestinya orang Jakarta (pusat) sebelum mengetuk palu telepon saya, nanti saya kirimi video ceramah lengkapnya. (Tapi) Wallahualam kami gak tahu juga,” ungkapnya.
Marzuki juga mengaku hingga kini belum tahu apa kesalahan yang dilakukan hingga dicopot jabatannya sebagai Ketua PWNU Jatim.
Permasalahannya apa kami gak tahu. Itu ditulis karena sudah dapat SP tiga kali. SP pertama ditulis kesalahan A tapi gak pernah ditabayyun, di SP kedua ditulis kesalahannya B tapi juga gak pernah ditabayyun,” terangnya.
Seharusnya, menurutnya, sebelum memutuskan pihak pusat melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan terlibat.
Dalam kesempatan itu, Marzuki juga turut mengomentari ungkapan seorang petinggi NU yang mengatakan jangan mendukung paslon yang didukung oleh Ustaz Abu Bakar Ba’asyir. Sementara, Ba’asyir terang-terangan mendukung AMIN yang diusung salah satunya oleh PKS.
Yang dawuh (bilang) itu kira-kira lima tahun yang lalu di Jatim diusung oleh PKB, PKS, PDIP meskipun akhirnya yang menang. Apa etis padahal dulu didukung oleh PKS,” pungkasnya.
[Admin/itbin]