Ritual njaluk udan masyarakat Gunungkidul

Beritainternusa.com,Gunungkidul – Sejumlah warga Gunungkidul menggelar ritual adat ‘Njaluk Udan’ yang digelar di atas bukit di Kalurahan Giripurwo, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul , Sabtu (8/10/2023). Ritual ‘Njaluk Udan’ jika diartikan dalam bahasa Indonesia memiliki makna meminta hujan .

Kegiatan ini dilakukan oleh warga sebab beberapa bulan terakhir ini, wilayah Gunungkidul dilanda kekeringan yang memprihatinkan. 

Panitia Ritual ‘Njaluk Udan’ sekaligus Kepala Dusun setempat, Margono mengatakan, upacara ritual ini sudah dilakukan secara turun-temurun.

Sedangkan, dipilihnya bukit sebagai lokasi ritual karena diyakini dulunya merupakan tempat keramat, tokoh ‘cikal bakal’ atau leluhur yang bernama Mbah So Dinomo.

Upacara ini adalah merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat kami. Simbah-simbah dahulu melakukan hal ini ketika kemarau berkepanjangan. Kami memohon kepada Tuhan, agar segera menurunkan hujan dan bencana kekeringan ini akan segera berakhir,” terangnya.

Adapun, ritual ini dimulai dengan membawa berbagai ‘ubarampe’ atau sajian-sajian. Kemudian, Rois atau tokoh agama setempat memimpin doa. Ketika doa berakhir, semua warga kompak berteriak-teriak ‘hujan, hujan, hujan, hujan‘ dan diakhiri dengan kata Amin.

Prosesi kemudian dilanjutkan dengan kenduri bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa. Setelah kenduri, warga dan seluruh peserta kemudian ‘kembul bujana’ atau makan bersama sambil beramah-tamah.

Ritual ini, selain untuk sarana meminta hujan, juga sebagai ajang bagi seluruh warga untuk silaturahmi, mempererat kerukunan menghadapi masa yang sulit seperti ini,” ujarnya.

Sementara itu, warga setempat, Kusno mengakui, tidak adanya hujan terjadi sejak Juni lalu. Kondisi ini, membuat warga kelimpungan sebab ladang pertanian yang menjadi andalan penghasilan mereka menjadi kering kerontang tak bisa ditanami.

Jangankan air untuk pertanian, untuk membeli air buat kebutuhan sehari-hari kami sudah merasa berat. Terpaksa membeli air untuk mencukupi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Beruntung jika ada bantuan air dari pemerintah maupun donatur swasta. Jika tidak ada, terpaksa membeli sendiri harga per tangki bisa sampai Rp150-450 ribu,”papar dia.

Dengan adanya doa bersama ini, dirinya pun berharap, hujan bisa segera turun. Sehingga, warga tidak lagi mengalami kesulitan air bersih.

[Admin/tbbin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here