Seorang guru SMKN ! Nglipar sedang menunjukkan sepeda rakitan

Beritainternusa.com,Gunungkidul – SMK Negeri 1 Nglipar Gunungkidul berhasil mengembangkan sepeda listrik hasil rakitan sendiri. Pengembangannya dilakukan oleh tim pengajar Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) bersama para pelajarnya.

Kepala Jurusan TKR SMKN 1 Nglipar, Budi Setiawan, mengatakan pengembangan sepeda listrik sudah mulai dilakukan sejak 2020 silam. Ide tersebut muncul dari para guru.

Awalnya coba-coba membuat model hybrid (gabungan listrik dan bahan bakar minyak), namun gagal karena saat itu kami masih sangat minim informasi,” jelas Budi ditemui pada Kamis (20/10/2022).

Belajar dari kegagalan saat itu, pihaknya mengkaji lebih dalam soal kendaraan listrik. Percobaan kembali dilakukan dengan sepeda kayuh jenis lipat, dan ternyata berhasil.

Menurut Budi, percobaan terus dilakukan sampai didapat formula yang tepat untuk membuat sepeda listrik. Hingga akhirnya di 2022 ini, tercipta 6 unit sepeda listrik.

2 unit hasil rakitan dari awal, masing-masing hybrid dan listrik penuh, 4 lainnya hasil konversi sepeda kayuh biasa,” ujarnya.

Menurut Budi, konversi sepeda kayuh tenaga listrik menghabiskan biaya hingga Rp5 juta. Sedangkan konversi sepeda motor bisa mencapai Rp10 juta karena lebih kompleks.

Tingginya biaya konversi tak lepas dari masih mahalnya komponen baterai listrik yang digunakan. Proporsinya sekitar 50 sampai 60 persen dari keseluruhan biaya.

Tentunya ada harga ada rupa. Sepeda listrik rakitan SMKN 1 Nglipar ini sudah melewati uji coba dan ternyata mampu menempuh jarak maksimal 40 kilometer (km).

Saya sendiri sudah coba berkendara dari rumah di Moyudan, Sleman ke Parangtritis, Bantul, ternyata bisa,” ungkap Budi.

Pengisian daya listriknya sekitar 6 sampai 7 jam, tergantung daya baterai yang digunakan. Proses pengisiannya pun tak jauh berbeda dengan mengisi daya ponsel, namun dengan adaptor khusus.

Sedangkan pengoperasiannya bisa menggunakan kayuh atau gas tangan untuk sepeda biasa, dan pilihan kecepatan untuk motor. Bahkan pengaturan kecepatan bisa menggunakan aplikasi di ponsel.

Warga yang ingin melakukan konversi sepeda pun bisa menggunakan “jasa” SMKN 1 Nglipar.

Menurut Budi, dengan biaya sekitar Rp5 juta, proses konversi sepeda terbilang singkat.

Pengerjaan cukup 2 sampai 3 jam untuk sepeda biasa, kalau motor maksimal 5 jam,” jelasnya. Pihaknya juga membuka peluang untuk memasarkan sepeda listrik tersebut.

Termasuk terus melakukan pengembangan, salah satunya tenaga listrik untuk kendaraan roda empat kecil seperti gokart.

Desta Adiansyah termasuk salah satu pelajar yang dilibatkan dalam pengembangan sepeda listrik ini. Ia pun senang karena percobaan yang dilakukan bersama 6 temannya berhasil.

Berbekal pengalaman itu, Desta menilai perakitan sepeda listrik bisa jadi modal usaha setelah lulus. Terutama menawarkan jasanya pada warga sekitar.

Apalagi sepeda listrik ini jadi lebih irit BBM, mengingat harganya saat ini juga tinggi,” kata pelajar kelas 11 ini.

[Admin/tbbin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here