Beritainternusa.com,Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan kemungkinan harga mie instan bakal naik dampak dari perang Rusia-Ukraina yang belum juga usai.
Diketahui bahwa perang-Rusia-Ukraina yang masih berlangsung menghambat pengiriman ratusan juta ton gandum dari kedua negara sebagai penghasil gandum terbesar dunia.
Syahrul bahkan memprediksi harga mie instan bisa naik tiga kali lipat karena mahalnya harga gandum sebagai bahan baku, yang masih dipasok melalui impor.
Belum selesai dengan climate change, kita dihadapi dengan perang Ukraina-Rusia, dimana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar. Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat,” ujarnya dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dikutip Rabu (10/8/2022).
Ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” tambahnya dikutip dari Liputan 6.
Namun, meski dengan kondisi iklim yang tak menentu di sejumlah negara, yang diperparah dengan krisis energi dan pangan hingga geopolitik, Syahrul meyakini Indonesia bisa melewati krisis ekonomi.
Hal itu didukung dengan keberhasilan Indonesia melewati pandemi dengan baik, dan mempertahankan tingkat inflasi di bawah 4 persen.
Selama dua tahun ini, Indonesia termasuk salah satu negara yang sukses menghadapi Covid-19 dilihat dari ekonomi yang konstan, serta kemampuan perputaran uang dan kehidupan rakyatnya yang cukup baik,” tutur Syahrul.
Berdasarkan pantauan pada Rabu (10/8/2022) di platform e-commerce Tokopedia, harga mie instan dijual di kisaran Rp 2.000 per bungkus. Ada juga yang menjual produk mie instan Indomie varian mie goreng original seharga Rp 3.000 hingga Rp 4.000.
Sementara, di platform e-commerce Shopee, harga produk Indomie dijual di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per bungkus. Adapun situs klik Indomaret, di mana harga Indomie varian ayam bawang dan mie goreng dibandrol seharga Rp 3.000 per bungkusnya.
[Admin/itbin]