Rocky Gerung

Beritainternusa.com,Jakarta – Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan pendapatnya perihal pengakuan Bharada E yang menyebut dirinya menembak Brigadir J karena diperintah atasan. Bharada E juga mengaku tidak ada peristiwa tembak menembak saat kejadian pembunuhan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo itu.

Menurut Rocky, pengakuan Bharada E itu tetap masih harus dibuktikan di pengadilan.

Tapi kira-kira ada kelegaan bahwa menjadi justice collaborator itu untuk menghindari conflict of interest, sensasi yang makin lama makin gila, dan kembali pada fungsi utama pengadilan nanti, yaitu menetapkan siapa tersangka,” kata Rocky dikutip dari kanal YouTubenya, Selasa (9/8/2022).

Dan pada saat itu Polri bisa berlega hati karena institusinya bisa diselamatkan. Jadi menyelamatkan institusi memang ada ongkosnya,” sambungnya.

Menurut Rocky, kasus tewasnya Brigadir J merupakan pintu untuk membuka berbagai pintu lain di kepolisian yang ia sebut sebagai labirin.

Meski demikian, ia meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk tetap berhati-hati karena adanya senioritas di institusi Polri hingga sinyal-sinyal Istana yang semakin keras untuk membongkar kasus ini.

Selain itu, ia menilai membongkar pengaruh jaringan di kepolisian merupakan hal yang berat dan mahal, serta mempengaruhi reputasi individu.

Kemudian, Rocky menuturkan, kepolisian harus selalu bersiaga untuk mengatasi kriminalitas dan segala hal yang berurusan dengan perkembangan masyarakat.

Di situ diperlukan tingkat etika yang tinggi. Kalau keilmuan, kita yakin kemampuan polisi untuk menangkap maling itu ada. Tetapi tukar tambah di belakang itu yang sering kali dipersoalkan orang,” ujarnya.

Rocky menilai, hal inilah yang kerap disoroti publik lantaran publik ingin melihat Polri sebagai institusi yang bisa tumbuh bersih dan dihormati.

Kan sekarang, selama kasus tembak menembak ini, sinismenya tinggi betul pada polisi. Dan polisi terpaksa mesti nyari jalan supaya persiapan dia untuk membersihkan institusinya melalui peristiwa ini betul-betul rapi,” tuturnya.

Ia mengatakan, dukungan untuk Kapolri sangat diperlukan untuk mengatasi kasus ini. Terlebih, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih relatif junior di dalam institusi kepolisian.

Jadi ini problem-problem institusional yang terkait dengan kemampuan untuk membersihkan institusi. Satu paket ini yang sebetulnya harus kita sodorkan menjadi pembicaraan publik,” ucapnya.

Dan bagus betul kalau pers menjadikan ini persoalan pembenahan, karena ada momentum,” tambahnya.

[Admin/itbin]

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here