Beritainternusa.com,Jakarta – Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi mengkritik keras tindakan Presiden Jokowi mengumpulkan relawan di Istana Kepresidenan Bogor. Ia mengatakan Istana Kepresidenan Bogor sudah seperti posko pemenangan.
Jokowi kumpulkan relawan di Istana Bogor. Istana sudah berubah seperti posko pemenangan,” kata Muslim dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Ahad (31/7/2022).
Ia menilai apa yang dilakukan oleh Jokowi merupakan sebuah bentuk penyalahgunaan Istana. Karena, Istana merupakan fasilitas negara untuk urusan terkait dengan kenegaraan atau kegiatan presiden.
Jika Istana digunakan untuk tempat kumpul dengan relawan, Jokowi sudah jadikan Istana sebagai fasilitas pribadi, untuk kepentingan politik pribadi,” kata Muslim.
Dengan demikian, Koordinator Indonesia Bersatu ini menilai, Jokowi mesti disadarkan oleh Ketua DPR RI atau wakil-wakil rakyat di DPR agar tidak seenaknya memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan politiknya.
Tidak bisa fasilitas negara digunakan seperti itu. Jika dibiarkan maka menteri-menteri, gubernur atau bupati dan walikota jadikan sebagai contoh gunakan kantor kementerian, kantor gubernur, walikota dan bupati sebagai posko kepentingan politiknya masing-masing,” pungkas Muslim.
Kritik yang sama juga dilontarkan oleh peneliti senior Institute Riset Indonesia (Insis) Dian Permata. Ia menilai Jokowi dan relawan melanggar etika politik karena melakukan pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor yang merupakan fasilitas negara. “Keduanya melanggar etika politik,” ujar Dian.
Ia yang juga merupakan akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini merasa heran, karena relawan malah menjerumuskan Jokowi. Menurut Dian, jika ingin melakukan pertemuan dengan Jokowi, maka seharusnya dilakukan di luar Istana.
Sedari awal, Jokowi menerapkan politik fatsun etika politik. Seperti tidak boleh rangkap jabatan. Ini mengherankan, di akhir masa jabatan Jokowi, justru relawan yang membuat blunder soal fatsun etika politik Jokowi,” pungkas Dian.
[Admin/itbin]