Sukirno penjaga situs yoni di Ponjong Gunungkidul

Beritainternusa.com,Gunungkidul – Situs Yoni di Pedukuhan Munggur Wetan, Kalurahan Sidorejo, Ponjong, Gunungkidul kini jadi perhatian masyarakat luas. Padahal, batu kuno tersebut sudah diketahui keberadaannya oleh warga selama puluhan tahun, satu di antaranya Sukirno (65).

Pria yang akrab disapa Mbah Jenggot ini mengatakan sudah menjaga situs yang berada di tengah ladang tersebut puluhan tahun lamanya. Saya sudah kenal batu Yoni ini selama 53 tahun,” ungkap Sukirno ditemui awak media pada Rabu (27/07/2022).

Ada sesuatu yang membuatnya tergerak untuk memberi komitmen penuh menjaga batu tersebut. Satu di antaranya karena menjadi saksi hilangnya sejumlah bagian dari situs tersebut. Sukirno menuturkan, dulunya situs tersebut terbilang lengkap.

Mulai dari Lingga yang merupakan satu kesatuan dengan Yoni, hingga adanya arca di dekatnya. Tapi benda-benda tersebut sudah hilang dicuri, sejak itulah rasa memiliki saya terhadap situs ini begitu besar,” jelas pria yang sehari-harinya beternak ini.

Sukirno bahkan menyebut ia pernah ditawari uang hingga Rp 1 miliar untuk menjual situs tersebut. Tawaran itu datang di tahun 1964, saat kondisi situs masih terbilang utuh.

Nominal yang sangat menggiurkan di zaman itu langsung ditolaknya mentah-mentah. Sebab ia merasa situs tersebut sebagai peninggalan leluhur yang harus dijaga sebaik-baiknya.

Saya tidak ingin situs ini rusak, dipindah, atau bahkan dijual,” kata Sukirno. Seingatnya, situs Yoni tersebut dulunya masih terkubur dalam tanah ladang. Hanya bagian atasnya saja yang terlihat.

Seiring waktu, penggalian dilakukan untuk mengangkat batu tersebut ke permukaan. Meski demikian, lokasinya tidak digeser alias masih sama persis saat kondisinya masih terkubur.

Kedatangan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY pun memberi secercah harapan baru bagi Sukirno. Salah satunya menjamin situs yang tersisa tetap terjaga kondisinya.

Apalagi tadi juga dijanjikan akan dibangun peneduh untuk situs ini, saya senang karenanya,” ujar Sukirno.

Hingga kini, batu Yoni tersebut masih dikeramatkan oleh warga setempat. Adapun situs ini diperkirakan menjadi tempat suci bagi umat Hindu Siwa, dibuat di abad 9 masehi.

Ketua TACB, Disbud DIY, Andi Riana juga mengatakan pihaknya memilih untuk menitipkan situs tersebut ke warga. Ia justru menghindari opsi membawa batu tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Biarlah dijaga oleh warga, agar mereka juga ikut melestarikan benda bersejarah ini,” kata Riana.

[Admin/tbbin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here