Beritainternusa.com,Jakarta – Peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro menyatakan demokrasi dan keadilan sosial di Indonesia sulit terwujud karena masih banyak penguasa yang melakukan korupsi. Sehingga, pernyataan “membangun dari desa” hanyalah sebuah jargon omong kosong.
Hal itu disampaikan Siti dalam acara sarasehan kebangsaan berjudul “Demokrasi dan Keadilan Sosial” yang digelar oleh Syarikat Islam (SI) di Markas Syarikat Islam, Jalan Taman Amir Hamzah No 4, Jakarta Pusat, Ahad (3/7/2022).
Mengapa demokrasi dan keadilan sosial kita kok susah banget diwujudkan di Indonesia ini, apa yang salah? Apa yang salah dengan praktik demokrasi kita?” kata Siti seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Siti akan melihat dari perspektif otonomi daerah. Di mana, katanya, demokrasi yang disepakati sejak 1998 hanya digunakan untuk memiliki satu pemerintahan yang bagus, lebih transparan, partisipatif, dan akuntabel secara teori.
Lalu dengan begitu kita memiliki kebijakan otonomi daerah, tahun 2001 kita menjalankan otonomi daerah. Negara kita dari Sabang sampai Merauke, daerah-daerah mulai melaksanakan otonomi. Apa maksudnya? Supaya daerah-daerah sejahtera, supaya daerah dengan urusan dan kewenangan itu bisa mengelola daerahnya dan tentunya bisa menyejahterakan rakyat,” jelas Siti.
Akan tetapi, katanya, kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan esensial dalam pembukaan konstitusi UUD 1945 sulit terwujud. Apalagi, dengan sistem demokrasi Pilkada dan Pilpres langsung semakin banyak penguasa yang melakukan tindak pidana korupsi yang menjadi salah satu penyebab terhambatnya kesejahteraan masyarakat.
Dengan sistem demokrasi Pilkada langsung Pilpresnya langsung, bukan tambah bagus, ternyata yang meningkat adalah OTT oleh KPK. Untuk daerah itu untuk kepala daerah yang kena OTT sudah 140-an (orang), sangat banyak. Semakin tinggi korupsi, akan semakin kecil dana yang terkelola untuk pembangunan atau pelayanan publik. Ini masalahnya,” kata Siti.
Oleh karena itu, kita akhirnya tidak mampu menyejahterakan masyarakat meskipun obsesi kita adalah membangun daerah, membangun Indonesia dari daerah, membangun Indonesia dari desa, menjadi jargon kosong. Karena tidak diseriusi oleh elit-elit yang berkuasa,” sambungnya.
Dalam acara ini, juga dihadiri oleh empat narasumber lainnya yang dipandu oleh Sekjen Syarikat Islam (SI) Ferry Juliantono. Keempat narasumber itu adalah Presiden SI Hamdan Zoelva, Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat, pengamat politik Rocky Gerung, dan aktivis senior Syahganda Nainggolan.
[Admin/itbin]