Beritainternusa.com,Jakarta – Pengamat ekonomi dan politik Anthony Budiawan menilai lembaga survei yang coba membentuk opini masyarakat berdasarkan metodologi “menduga” patut di-blacklist dan dibubarkan.
Menurutnya, sanksi tegas tersebut diberikan demi kebaikan dan kepentingan bangsa Indonesia. Karena pada dasarnya lembaga survei yang demikian sejatinya adalah pengkhianat kedaulatan rakyat dan pembunuh karakter calon presiden (capres).
Pernyataan tersebut disampaikan Anthony menanggapi hasil survei dari Polmatrix Indonesia yang merilis adanya penurunan elektabilitas Partai Nasdem hingga di bawah ambang batas parlemen usai mengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Seperti diketahui, selain Anies, Nasdem juga mengusung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Belum lama deklarasi bakal capres, langsung dibuat survei elektabilitas divonis turun. Menurut metodologi ‘menduga’, elektabilitas turun akibat mencalonkan Anies Baswedan. Padahal ada tiga calon, kenapa tidak menduga elektabilitas turun akibat Ganjar?” kata Anthony melalui akun Twitter @AnthonyBudiawan, Rabu (29/6/2022)
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) ini mengungkapkan, model lembaga survei seperti itu sejatinya adalah pengkhianat kedaulatan rakyat, selain juga pembunuh karakter bagi Anies Baswedan.
Anthony menilai lembaga survei macam ini adalah lembaga survei bayaran yang justru menyebarkan kebohongan-kebohongan kepada publik. Ia bahkan menyebutkan lembaga survei tersebut telah melacurkan diri karena dibayar untuk tujuan-tujuan tertentu.
Yaitu untuk tujuan pembentukan opini yang artinya adalah untuk membohongi rakyat. Jadi pembentukan opini itu adalah suatu pembohongan publik,” ujarnya.
Ia menilai survei yang dilakukan Polmatrix adalah suatu keanehan. Dari tiga calon yang bakal diusung Nasdem yakni Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo, hanya nama Anies yang disebut Polmatrix sebagai sosok yang menyebabkan elektabilitas Nasdem turun.
Polmatrix buka dong datanya, kenapa elektabilitas Nasdem kok dikaitkan dengan Anies Baswedan, kenapa tidak Ganjar Pranowo atau Andika Perkasa? Kan calonnya ada tiga, kenapa hanya Anies?” ujar Anthony heran.
Ia sendiri mengaku tidak mendukung nama calon tertentu, tetapi juga tidak rela jika pembohongan publik dilakukan secara sewenang-wenang.
Menurut Anthony, Polmatrix juga melakukan survei calon presiden di waktu yang sama. Anehnya, nama Anies Baswedan malah di posisi teratas dengan mengalahkan sejumlah nama seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Ini sebuah keanehan, di satu sisi Anies membuat elektabilitas Nasdem turun, tapi di sisi lain ia berada di posisi teratas hasil survei. Ini sudah tidak masuk akal,” pungkasnya.
[Admin/itbin]