Beritainternusa.com,Jakarta – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo turut bersuara perihal makin maraknya pertentangan dan saling serang antara kelompok kanan (ekstremisme) dan kelompok kiri (komunisme) yang ke depan makin membuat bangsa Indonesia terpecah.
Gatot mengatakan, sudah kodratnya jika Indonesia kini dihuni oleh kelompok kanan, kelompok kiri, dan bahkan juga kelompok nasionalis. Ia mengatakan jumlah dari pengikut masing-masing kelompok itu hampir sama yakni di atas 40 jutaan orang.
Cuma saya mengingatkan bahwa membiarkan penonjolan perbedaan dari masing-masing kelompok itu adalah kekeliruan yang sangat besar dan membahayakan keutuhan bangsa,” kata Gatot dikutip dari RH Channel, Selasa (28/6/2022).
Ia pun mengajak agar masyarakat Indonesia mengecilkan perbedaan dengan menonjolkan persamaannya. Yakni sama-sama anak bangsa yang ingin Indonesia maju dan sejahtera.
Mau kiri, mau kanan, mau tengah, itu kan sama-sama bangsa Indonesia. Sama-sama ingin bangsa ini maju, sama-sama ingin bangsa ini damai, sama-sama ingin bangsa ini sejahtera, dan ujungnya sama-sama ingin bangsa ini besar dan lestari dan tidak punah karena hukum rimba. Tapi tentunya sepanjang masih di dalam NKRI dan Pancasila,” ungkap Gatot.
Ia kemudian menjabarkan makna dalam sila-sila Pancasila yang menurutnya sebagai cermin dan kritik bagi setiap pribadi masyarakat Indonesia.
Jadi Pancasila ini kalau saja jabarkan, menurut saya itu adalah sebagai kritik atau cermin. Ketuhanan yang Maha Esa, bahwa setiap agama apapun boleh (masuk), sehingga saya sebagai manusia kalau berbuat salah atau kejahatan dikritik oleh Ketuhanan yang Maha Esa atau agama saya,” ungkap Gatot.
Kemudian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Menurutnya, itu juga merupakan kritik, namun antar manusia. “Misalnya kamu memperlakukan orang lain secara manusiawi dengan sesungguhnya dengan beradab, sampai kepada pejabat ke presiden itu harus memperlakukan rakyatnya dengan adil dan beradab,” ungkapnya.
Selanjutnya Persatuan Indonesia. Menurutnya, bangsa Indonesia harus bersatu. Sebab sehebat-hebatnya anak bangsa, kalau tidak bersatu maka akan hancur. “Dan untuk memelihara ini (persatuan) maka diadakan musyarawah mufakat, sehingga tidak ada yang dikalahkan, maka keadilan sosial akan terwujud,” jelas Gatot.
Ia pun mengajak agar anak bangsa untuk memperbesar persamaan dan mengurangi perbedaan-perbedaan tersebut, sampai dengan perbedaan-perbedaan yang kodrati.
Akhirnya apabila kita maju bersama-sama, maka marilah kita berbicara pada alur kebangsaan. Yang kita bicarakan persamaan. Kalau kita begini terus, sudah dipecah kiri dan kanan, sudah itu dipecah lagi kadrun sama cebong, akumulasi perpecahan ini berbahaya,” ujar Gatot.
Ingat kalau bangsa ini gagal menjadikan rakyatnya berkualitas dan tidak punya daya juang, tidak bersatu, artinya sama saja bangsa ini memelihara budak-budak. Karena nanti dia akan menjadi budak oleh negara lain,” tambahnya.
[Admin/itbin]