Beritainternusa.com,DIY – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta Pemerintah Kabupaten Sleman menyiapkan jalur evakuasi dan persiapan yang lebih baik.
Kan Sleman punya wewenang wilayahnya sendiri. Dari awal memang sudah masuk siaga, jadi mestinya jalan untuk evakuasi harus dipersiapkan, ya, memang harus lebih baik,” tegasnya.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan, pascaerupsi Semeru pada 4 Desember 2021 lalu, tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik di Merapi. Kendati demikian, Biwara menegaskan level status Merapi saat ini masih siaga.
Merapi itu setiap keluar lahar selalu meleleh, seperti sekarang ini. Nah, semoga saja merapi selalu memberikan informasi ke BPPTKG agar kami bisa tentukan langkah antisipasi,” terang dia.
Terkait jarak luncur awan panas guguran yang mencapai sekitar 2.000 meter, menurut Biwara kondisi itu masih termasuk ke dalam radius aman.
Kemarin jarak luncur panjang masih di dalam radius aman,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Mhd Muzamil mengatakan, aktivitas Merapi terus mengalami peningkatan terlihat dari adanya luncuran guguran awan panas dan kubah Merapi yang terus tumbuh.
Kami terus berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terkait aktivitas Merapi. Hingga, saat ini masih terpantau aman, karena radius luncuran gugurab awan panas masih di bawah 5.000 meter terjauh 3.000 meter, artinya belum membahayakan penduduk,” ujarnya.
Pada Senin (13/12/2021), Merapi mengeluarkan guguran lava pijar 11 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Dengan kondisi kubah lava di tengah kawah puncak Gunung Merapi terus tumbuh dengan volume yang diperkirakan mencapai 3.007.000 meter kubik. “Dari koordinasi dengan BPPTKG, aktivitas yang ditunjukkan Merapi masih stabil,”ucapnya.
Muzamil menambahkan, saat ini pihaknya fokus pada penanganan dan kesiapsiagaan bencana Merapi. Mulai dari perbaikan fasilitas Tempat Evakuasi Akhir (TEA), penataan logistik, dan perbaikan jalur evakuasi.
Belajar dari erupsi Semeru, ini menjadi acuan kami. Sehingga, kesiapsiagaan ditingkatkan hingga 5 kali bila dibandingkan kondisi normal. Saat ini, pemantauan Merapi kami lakukan hingga 24 jam dengan mengerahkan tim dan petugas di pos-pos yang sudah disediakan. Bahkan, 38 TEA, logistik, dan jalur evakuasi sudah dipersiapkan dengan matang,” terangnya.
[Supriyanto/tbbin]