Beritainternusa.com,DIY – Kompleks perbukitan intrusi membentang indah sepanjang Godean hingga Seyegan, Kabupaten Sleman. Perbukitan ini telah ditetapkan menjadi warisan geologi (geoheritage) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, melalui surat keputusan nomor 13.K/HK.01/MEM.G/2021.
Namun sayang, sebagian lahan dari Pusaka Bumi ini telah jatuh ke tangan pengembang perumahan. Warga berharap, ada intervensi dari pemerintah agar perbukitan intrusi tetap lestari, tetap abadi.
Kalau saya pribadi, jika bukit itu masuk geoheritage, saya berharap dari dinas terkait bisa mengembangkan. Bisa buat pusat penelitian ataupun wisata. Akhirnya prospek bagi masyarakat,” kata Dukuh Jering VI, Saridi, saat berbincang dengan Tribun Jogja, Jumat (19/11/2021).
Kompleks perbukitan intrusi Godean yang ada di Kalurahan Sidorejo sendiri membentang lebih kurang sepanjang lima kilometer. Mulai dari Padukuhan Kwagon, Pare II, III, Padukuhan Bantut V, Jering VI, dan Kleben VII.
Saridi berharap, warisan geologi yang sebagian di antaranya masuk wilayah Jering VI itu tetap dipertahankan. Terlebih, Kalurahan Sidorejo merupakan kawasan hijau. Tidak semestinya untuk kawasan perumahan.
Ia khawatir, jika dibagian atas diratakan (dikepras) dan dibangun perumahan maka akan berdampak pada masyarakat di bawahnya. Kekhawatiran Saridi memang cukup beralasan.
Sebab, dari 12 hektare lahan perbukitan intrusi yang ada di wilayahnya, kini hanya tersisa sekitar 2 hektare yang dimiliki warga. Sepuluh hektare lainnnya, sudah menjadi milik pengembang perumahan.
Bahkan, sebagian lahan di antaranya sudah dikembangkan menjadi perumahan sekitar 70 unit. Jika dikembangkan semuanya bisa mencapai 400 unit. Akan tetapi, menurut dia, perumahan itu telah berdiri sekitar tahun 2017 sebelum Bukit Intrusi ditetapkan menjadi warisan geologi.
Saya menjabat baru tahun ini. Izin perumahannya dulu sebelum saya menjabat. Katanya sih, dulu peruntukannya untuk perumahan dan wisata,” ujar Saridi.
Sampai saat ini, dia mengaku belum mengetahui secara pasti, wilayah mana saja yang masuk dalam kawasan geoheritage. Sebab, pihaknya hingga kini belum menerima tembusan surat keputusan penetapan tersebut.
Sementara itu, warga Jering VI, Sarjiyo juga berharap perbukitan Jering tetap lestari. Jangan ada lagi pengembangan perumahan.
Ia ingat betul saat perumahan yang saat ini sudah terbangun mulai membuka lahan, berdampak langsung bagi masyarakat. Aliran air menjadi keruh karena limpahan lumpur dari atas.
Sungai awalnya dalam, sekarang jadi dangkal,” bebernya. Sebagian warga diakuinya ada yang sempat mengalami kesulitan air, namun kini akses PDAM sudah tersedia.
Gugusan gunung api purba Godean atau warga setempat mengenalnya sebagai Bukit Pandawa berusia puluhan juta tahun.
Fakta itu diungkapkan dari hasil riset peneliti gabungan dari Pusat Survei Geologi Indonesia dan alumnus Teknik Geologi UGM. Di antaranya, Sutikno Bronto, Antonius Ratdomopurbo, Pudjo Asmoro, dan Malia Adityarani.
Riset mereka berjudul “Longsoran Raksasa Gunung Merapi Yogyakarta-Jawa Tengah” dan dipublikasikan di Jurnal Geologi, pada 4 November 2014.
Menurut, Sutikno Bronto dan kawan-kawan, perbukitan di Godean dan Seyegan itu sudah mengalami pelapukan sangat lanjut menjadi tanah lempung dan saat ini sebagian tertutup vegetasi lebat.
Batuan beku terobosan penyusun perbukitan Godean adalah andesit porfiri-diorit mikro, sebagian besar telah lapuk mengulit bawang.
Pelapukan lanjut batuan beku itu, menjadi tanah lempung dan dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk pembuatan genting dan bata merah.
[Supriyanto/tb]