![tepus2](https://www.beritainternusa.com/wp-content/uploads/2021/11/tepus2-696x398.jpg)
Beritainternusa.com,Gunungkidul – Para pelajar SDN Tepus 2 beberapa waktu terakhir harus menjalani aktivitas pembelajaran di Balai Pedukuhan Blekonang I, Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus, Gunungkidul.
Pasalnya, bangunan sekolah mereka tergusur proyek JJLS.
Kondisi tersebut diungkapkan oleh Sugiran, salah satu anggota Komite Sekolah tersebut.
Pada wartawan, ia juga menyebut SDN Tepus 2 juga tidak menerima peserta didik baru di tahun ini.
Sebab nasib sekolah belum jelas, setelah bangunan sekolah tergusur proyek JJLS,” katanya pada Rabu (03/11/2021).
Total ada 37 pelajar SDN Tepus 2 yang masih tetap bertahan dengan aktivitas belajar di Balai Pedukuhan.
Menurut Sugiran, pihak sekolah hingga wali pelajar kini menunggu keputusan terkait relokasi sekolah.
Ia juga mengungkapkan sebagian besar warga rupanya keberatan jika sekolah akan direlokasi.
Mereka khawatir lokasi yang baru akan lebih jauh dari lokasi pertama.
Apalagi pelajar di sini banyak yang hanya ikut tinggal bersama kerabatnya,” tutur Sugiran.
Pihaknya tetap berharap lokasi yang baru akan lebih layak bagi pelajar.
Adapun keputusannya masih menunggu koordinasi antara pihak Kalurahan dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Disdikpora Gunungkidul, Ali Ridlo mengatakan ada wacana regrouping (penggabungan) untuk SDN Tepus 2. Pasalnya, jumlah pelajar di sana terbilang minim.
Sebab kalau masih tetap bertahan di Balai Pedukuhan pun, pelajar akan rugi. Maka kami dorong agar ada regrouping,” jelas Ali.
Salah satu kerugian yang bisa timbul adalah tidak mendapatkan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) karena jumlah pelajar tidak memenuhi syarat. Pihaknya pun terus berkomunikasi agar ada solusi bagi para pelajar tersebut.
Sementara itu, Dukuh Blekonang I Wasiranto justru lebih mengharapkan sekolah yang tergusur dibangun kembali. Sebab warga berharap tidak ada regrouping.
Kalau digabung dengan sekolah lain seperti SDN Tepus 1 atau 4, jaraknya cukup jauh sekitar 4 kilometer,” katanya.
Menurut Wasiranto, jauhnya jarak bisa berdampak pada tambahan biaya transportasi pelajar. Sedangkan tidak semua orang tuanya dari kalangan mampu.
Kalaupun dipindah, ia berharap lokasi yang baru tidak jauh dari lokasi lama.
Sebab menurutnya, ada lahan yang posisinya cukup dekat untuk membangun kembali SDN Tepus 2.
[Admin/tb]