Anggota DPRD DKI F-PSI Adu Mulut dengan Polisi Kena Ganjil Genap

Beritainternusa.com,JakartaAnggota DPRD DKI Fraksi PSI Viani Limardi ditegur DPW buntut adu mulut dengan polisi saat kena penjagaan ganjil genap. PSI DKI minta maaf atas insiden wakil rakyatnya itu.

Siapakah Viani Limardi? Berdasarkan situs jakarta.psi.id, Viani merupakan wanita kelahiran Surabaya. Dia merupakan anggota dewan Dapil 3 Jakarta.

Sebelum berkiprah di level DKI melalui bendera PSI, Viani bernaung di bawah Jangkar Solidaritas sejak tahun 2017. Dia aktif membantu advokasi hukum membela hak-hak masyarakat Indonesia.

Viani merupakan sarjana hukum dari Universitas Pelita Harapan. Dia juga kerap menyuarakan permasalahan HAM, perempuan, minoritas, lingkungan, maupun ketidakadilan masyarakat. Disebutkan, Viani memiliki pengalaman mengajukan uji materi (Judicial Review) terhadap peraturan perundang-undangan di Mahkamah Konstitusi.

Viani dilantik sebagai wakil rakyat DPRD DKI pada 2019 lalu. Dia dilantik bersama 106 Anggota DPRD DKI Jakarta lainnya hasil Pemilu 2019.

Di laman resmi DPRD DKI, wanita kelahiran 25 November 1985 itu memiliki pengalaman organisasi di ‘Teman Jokowi’. Di sana dia menjabat Wakil Ketua DPD Jabodetabek.

Kemudian Viani juga Ketua Bidang Hukum FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia).

Nama Viani belakangan disorot karena adu mulut dengan polisi tadi pagi. Kendaraan yang ditumpanginya kenda penjagaan ganjil genap dan harus putar balik.

Awalnya mobil Viani yang melaju dari arah Ragunan dihentikan saat hendak mengarah ke Jalan Gatot Subroto terjaring penjagaan ganjil genap. Mobil Viani berpelat ganjil dan diminta petugas dinas perhubungan (dishub) untuk putar balik.

Viani pun memberi tahu ke petugas dinas perhubungan bahwa dirinya anggota DPRD DKI dan hendak bertugas. Petugas dishub kemudian memperbolehkan melintas.

Namun, baru 10 meter melaju, Viani kembali terkena sekat ganjil genap petugas polisi. Adu mulut pun terjadi.

Selama ini mobil saya boleh lho,” tegas Viani, di lokasi.

Tidak boleh karena ganjil genap, kalau sekarang pakai surat tugas boleh, sekarang sudah tidak berlaku,” jawab polisi.

Viani kemudian bertanya balik pada polisi yang berjaga.

Oke saya sekarang tanya bapak, saya kalau mau ke Penjaringan sekarang lewat mana?” tanya Viani.

Masuk tol, kalau lewat sini tidak boleh, kecuali kalau besok,” sahut polisi.

Sekarang lewat mana?” tanya Viani lagi dengan nada meninggi.

Lewat Rasuna Said lurus,” ucap polisi.

Di situ tidak dijaga lagi?” kata Viani yang kembali bertanya.

Yang tidak boleh Sudirman-Thmrin, Gatot Subroto,” papar polisi.

Viani pun akan memprotes kebijakan selama PPKM yang terus berganti. Menurutnya dirinya turut andil dalam peraturan ini.

Oke nanti saya akan protes ini, saya yang bikin aturannya,” tutur Viani.

PSI DKI meminta maaf atas insiden tersebut. PSI juga telah menegur keras wakil rakyatnya itu.

Kami sudah menegur keras anggota kami Sis Viani, sekaligus memastikan bahwa ini tidak akan terulang kembali,” ujar Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar, dalam keterangannya.

Michael mengapresiasi petugas kepolisian yang bertugas menegakkan aturan selama penerapan PPKM.

Petugas di lapangan sudah bekerja keras menegakkan aturan yang ditetapkan pemerintah. Kami berterima kasih kepada kerja para petugas di lapangan,” tambah Michael.

Michael menyebut perbedaan pendapat soal aturan seharusnya disampaikan dan diupayakan dalam forum pengambilan kebijakan. Dia menilai anggota legislatif Fraksi PSI harus siap diawasi, termasuk mendapat teguran atau sanksi dari partai.

Ini sudah menjadi konsekuensi, sedari awal Fraksi PSI memastikan setiap anggotanya harus siap bekerja dan siap diawasi. Ada nilai-nilai dan etika publik yang harus kita jaga. Menjadi pejabat negara bukan otomatis lepas dari kesalahan,” tambahnya.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here