Beritainternusa.com,PacitanBMKG mengingatkan potensi gempa besar di selatan Jawa. Bahkan lembaga pengampu bidang kebencanaan itu menyebut Pacitan zona merah. Alasannya karena letak Pacitan berdekatan dengan teluk. Selain itu daerah Kota 1001 Gua juga berada di jalur lempeng Indoaustralia.

Menyikapi hal tersebut, BPBD Kabupaten Pacitan menyiapkan beberapa langkah. Sejauh ini upaya yang sudah dilakukan adalah menyusun rencana kontijensi. Itu meliputi inventarisasi ancaman bencana yang kemudian disandingkan dengan kapasitas pemerintah daerah.

Iya. Kita kemarin lusa sudah melaksanakan rapat koordinasi di level pemkab dan lembaga vertikal. BPBD sebagai pengampunya,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, Dianitta Agustinawati kepada kepada awak media, Rabu (28/7/2021) siang.

Selain menyusun perencanaan, lanjut Dianitta, pihaknya juga intensif melakukan sosialisasi pengurangan risiko. Hanya saja, selama masa pandemi polanya diubah. Pelatihan tak lagi menggunakan sistem simulasi yang melibatkan banyak orang. Sebagai gantinya memanfaatkan teknologi informasi.

Sasarannya pun beragam. Tak hanya unsur masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, namun juga pemangku kepentingan lain. Seperti pengelola obyek vital nasional, dunia usaha, serta siswa sekolah. Untuk yang terakhir ini, pihak BPBD kerap hadir ke sejumlah sekolah Kecamatan Kota untuk memberi materi.

Kami yang aktif mendatangi sekolah untuk menyampaikan sosialisasi mitigasi bencana kemudian diteruskan kepada siswa,” paparnya terkait materi kebencanaan yang dikhususkan bagi siswa baru.

Dari sisi infrastruktur, BPBD Pacitan juga melengkapi diri dengan perangkat canggih sistem penerima peringatan dini. Alat yang aslinya disebut Warning Receiver System Indonesia Tsunami Early Warning System itu merupakan hibah dari BMKG.

Saat ini perangkat dimaksud sudah terpasang di kantor BPBD di Jalan Walanda Maramis. Setelah beroperasi, nantinya alat dengan teknologi mutakhir itu secara otomatis mengirimkan pesan melalui SMS Gateway. Adapun penerimanya sebanyak 100 orang pemangku kepentingan di wilayah.

Jadi harapannya agar segera dapat diambil langkah yang diperlukan oleh para stake holder,” ungkap Dianitta terkait perangkat yang diklaim mampu mengirim pesan maksimal 3 menit setelah gempa terjadi.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here