Beritainternusa.com,Jakarta – Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengaku lelah dan meminta tidak ditambah masalah kepentingan politik demi popularitas.
Herzaky mengatakan, bukan cuma pemerintah yang lelah. Masyarakat pun lelah dengan sikap pemerintah yang tidak sigap mengantisipasi lonjakan Covid-19.
Bukan hanya pemerintah yang lelah, rakyat pun banyak yang lelah dengan sikap pemerintah yang seperti ini. Pandemi tak kunjung usai, akibat pemerintah yang tak sigap dan tak siap mengantisipasi lonjakan kasus positif covid-19. Di saat negara lain sudah mulai lepas masker, mulai beraktivitas seperti biasa, lalu banyak yang tingkat penambahan kasus positif harian dan kasus meninggalnya menurun drastis, Indonesia malah kebalikannya,” ujar Herzaky kepada wartawan, Jumat (16/7/2021).
Ia mengatakan, rakyat lelah diminta diam di rumah, tidak mudik tetapi warga negara India saat terjadi ledakan kasus dibiarkan masuk ke Indonesia. Bahkan tenaga kerja asing tidak esensial pun dibiarkan masuk.
Lalu, saat terkena covid-19, mencari oksigen dan obat-obatan sulitnya setengah mati. Mau dirawat di rumah sakit, mesti antre berhari-hari. Itupun tidak ada kepastian. Sehingga tak sedikit memilih isolasi mandiri di rumah, dan tidak mendapatkan perawatan yang baik. Nyawa Ibu, Bapak, sanak saudara rakyat pun banyak yang meregang karena ini. Lelah rakyat mengalami situasi seperti ini,” jelasnya.
Herzaky menuturkan, rakyat lelah orang dekatnya bertumbangan tetapi tidak melakukan apa-apa untuk mendapatkan penanganan apalagi sembuh. Padahal, kata dia, pemerintah sudah diberikan dukungan total. Banyak kelonggaran kepada pemerintah untuk leluasa menggunakan anggaran dalam jumlah besar
Padahal, dukungan total sudah diberikan rakyat ini kepada pemerintah. Dengan UU No.2 Tahun 2020, pemerintah bebas mengatur alokasi anggaran agar bisa difokuskan untuk menangani Covid-19. Banyak kelonggaran yang diberikan kepada pemerintah, agar pemerintah bisa leluasa menggunakan anggaran dalam jumlah besar untuk penanganan Covid-19,” kata Herzaky.
Pemerintah juga dibantu oleh rakyat menjadi relawan, baik terdata di pemerintah maupun lingkungan sekitar. Solidaritas masyarakat untuk membantu penanganan pandemi.
Namun, pemerintah saat diingatkan justru menyalahkan rakyatnya. “Lalu, saat diingatkan, pemerintah malah kemudian menyalahkan rakyat. Rakyat yang tak disiplin-lah, rakyat yang tak bisa bekerja samalah, bahkan sampai akun media sosialnya dicecar oleh para pendengung, sampai dicoba diretas oleh entah siapa. Cap kadrun, radikal, dan sejenisnya kemudian coba dilekatkan,” ujar Herzaky.
Bahkan, lanjutnya, pemerintah juga tidak ada kata maaf kepada masyarakat. Di saat banyak yang gugur karena tidak mendapat perawatan di rumah sakit dan kekurangan pasokan oksigen.
Jangankan maaf, yang Pemerintah sampaikan, malah marah-marah, tantangan, dan penyangkalan yang berulang kali keluar,” ujarnya.
Herzaky mengingatkan, meski lelah, pemerintah seharusnya siap dikritik, dicecar dan diberi masukan, hingga diingatkan rakyat.
Harus siap pula dikritik, dicecar, diberikan masukan, diingatkan oleh rakyat. Kalau tidak mau lelah dan tidak siap diingatkan, mungkin entah tidak siap atau memang tidak tepat berada di dalam pemerintahan,” tegasnya.
Kata Herzaky, sebaiknya pemerintah melakukan instrospeksi diri dan jangan menambah beban rakyat. Serta jangan marah menantang rakyat.
Kasihan rakyat, sedang susah karena pandemi, jangan lagi ditambah bebannya oleh pemerintah. Sebaiknya pemerintah fokus saja introspeksi diri. Evaluasi. Bagian mana dari pemerintahan yang belum fokus menangani pandemi. Instansi mana yang belum optimal mengurus rakyatnya. Siapa yang masih saja mencoba mencari keuntungan, di tengah situasi sulit ini. Cara mana yang tidak tepat dalam menangani pandemi ini. Jangan malah marah, atau menantang rakyatnya,” pungkasnya.
[Admin/md]