Beritainternusa.com,Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) memberikan dukungan kepada BEM UI setelah menyampaikan kritik kepada Presiden Joko Widodo melalui gambar dan tulisan Jokowi King Of Lip Service’. Karena kritik yang disampaikan oleh BEM UI tentunya berdasarkan kajian, data dan diskusi.
Karena kami yakin dan paham bahwa kami sebagai mahasiswa tidak asal gerak,” kata Koordinator Pusat BEM SI, Nofrian Fadil Akbar dalam keterangannya, Rabu (30/6/2021).
Soal pernyataan Jokowi terkait kritik harus disampaikan sesuai tata krama, dia menilai, hal tersebut telah dilakukan mahasiswa. Namun, Akbar mengakui, hal tersebut akan terabaikan kala mahasiswa menggelar aksi demonstrasi.
Kita menilai kritikan kritikan selama ini yang kita sampaikan tentu ini dengan tata krama, kalau demonstrasi ya wajar wajar saja melakukan aksi demonstrasi pendapat menyuarakan dengan keras itu wajar saja, karena itu bentuk sudah kemurkaan mahasiswa masyarakat dengan permasalahan bangsa,” jelasnya.
Yang disampaikan kritik itu juga secara baik baik tidak didengarkan, dan ini kita juga lihat dengan demonstrasi itu disampaikan begitu keras banyak pesan dan harapan masyarakat dan mahasiswa aja diabaikan,” tambah Akbar.
Dia mengungkapkan, mahasiswa pasti akan mengikuti koridor hukum dan aturan kala menyampaikan kritik. Tapi pada kenyataannya, pemerintah sendiri yang membungkam mahasiswa untuk tidak melakukan aksi maupun kritik.
Pak Presiden Jokowi meminta kampus tidak menghalangi mahasiswa, tapi kita lihat kenyataannya. Hari ini baru menyampaikan kritikan sudah dipanggil untuk takedown yang mengkritik Jokowi, tentu kita lihat ada hal yang berkaitan antara kampus dan penguasa dan pemerintah. Seakan akan kampus ini digunakan untuk membungkam gerakan mahasiswa itu sendiri,” tegasnya.
Untuk itu, Akbar meminta pemerintah tidak menggunakan kampus, pimpinan kampus dan rektorat untuk menghalangi aksi mahasiswa. Sebab, dia menyakini, upaya tersebut akan sia-sia.
Kita minta dan sampaikan pada Presiden Joko Widodo, jangan pernah menggunakan kampus, rektorat untuk membungkam gerakan kami mahasiswa. Karena kami yakin dan percaya, mahasiswa itu ibarat per semakin ditekan akan semakin besar loncatan yang dihasilkan,” tutupnya.
[Admin/md]