Beritainternusa.com,Gunungkidul – Kasus kematian akibat Covid-19 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat para tim relawan pemakaman harus bekerja keras dalam memberikan pelayanan. Termasuk soal pemakaman prosedur Covid-19 yang harus diterapkan. Staf OD SDM dan kominfo PMI DIY, Warjiyani mengungkapkan anggota PMI di wilayah turut membantu dalam memberikan pelayanan berupa pemulasaran dan pemakaman. Salah satunya adalah PMI Gunungkidul.
Pada Januari hingga 23 Juni kemarin terdapat 149 layanan pemakaman yang dilakukan oleh PMI Gunungkidul. Untuk bulan Juni, tim dari PMI Gunungkidul telah melakukan 22 kali pemakaman dengan prosedur Covid-19.
Tidak hanya karena peningkatan kasus kematian, bagi tim dari PMI Gunungkidul sendiri, pemakaman jenazah pasien Covid-19 menjadi tantangan tersendiri karena luas wilayah dan sulitnya medan di Gunungkidul.
Kepala PMI Gunungkidul, Iswandoyo mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki satu tim pemakaman yang terintegrasi dengan tim relawan dari BPBD Gunungkidul.
Sudah satu tahunan tim ini bekerja siang dan malam untuk membantu masyarakat dalam memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Tentu saja, banyak kendala yang dihadapi mengingat sulitnya medan karena kondisi geografis di bumi Handayani ini.
Namun itu tak menyurutkan semangat dari tim untuk terus memberikan pelayanan kemanusiaan di saat pandemi ini.
Ia mengatakan bahwa Gunungkidul memiliki wilayah yang sangat luas, separuh luasnya DIY.
Selain jarak tempuh yang jauh, sulitnya medan juga dialami tim pemakaman.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan adanya penambahan sebanyak 791 kasus terkonfirmasi pada Kamis (24/6/2021). (Humas Pemda DIY)
Misalnya saat tim melakukan pemakaman di kuburan yang berada di atas bukit.
Kuburan di Gunungkidul ada yang di atas bukit. Pernah kita harus menaiki lebih dari 50 anak tangga untuk melakukan pemakaman di Tanjungsari.
Cukup tinggi dan ambulans tidak bisa masuk ke sana. Kami harus membawa peti dengan jarak yang cukup jauh, hujan, malam, memang benar-benar harus mengandalkan tenaga manusia, karena ambulans tidak bisa mendekat,” ungkapnya Kamis (24/6/2021).
Kendala lainnya yang mungkin dialami juga oleh tim pemakaman di berbagai daerah adalah waktu.
Ia menekankan, bahwa tim harus selalu siaga karena pemakaman tidak mengenal waktu, baik itu pagi hari maupun malam hari.
Terlebih faktor cuaca juga turut menyulitkan gerak tim relawan.
Personel harus tetap memberikan pelayanan di tengah cuaca yang sangat terik dengan mengenakan APD lengkap, atau bahkan saat cuaca sedang turun hujan.
Untuk menjaga stamina para personelnya, dilakukan pembagian tugas.
Kami memiliki cukup banyak personel. Ada yang memang tugasnya khusus memakamkan, ada yang bertugas melakukan penyemprotan desinfektan ke kendaraan, mencuci pakaian, sepatu dan lain-lain karena pasti kotor.
Ada juga yang menyiapkan makan minum. Setelah dari pemakaman itu bagaimanapun kopi teh panas harus disiapkan. Kebutuhan lainnya ya vitamin,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Iswandoyo mengaku bersyukur karena selama ini masyarakat sangat kooperatif dan taat dalam hal pemakaman dengan protokol Covid-19.. Jadi ketika ada pasien Covid-19 yang meninggal dan disarankan pemakaman dengan prosedur covid-19, masyarakat pun akan mentaatinya.
Karena keterbatasan tenaga dan kondisi medan yang cukup sulit, pihaknya pun telah memberikan pelatihan pemulasaran dan pemakaman ke seluruh kecamatan dan sebagian desa di Gunungkidul.
Pelatihan ini menyasar relawan dan tim gugus desa maupun pedukuhan.
Sebelum adanya Covid-19 sendiri ada desa yang memiliki tim pemakaman. Tapi mereka kan banyak yang belum tahu prosedurnya seperti apa ketika melakukan pemakaman dengan protokol Covid-19. Maka dari itu kami berikan pelatihan agar dapat membantu kami dalam melakukan pemakaman. Karena ketika tahu ilmunya, mereka akan tahu cara yang benar dan aman,” urainya.
Sedangkan terkait dengan masifnya peningkatan jumlah covid-19, Iswandoyo mengatakan bahwa edukasi tetap harus dilakukan dan sasarannya adalah kelompok terkecil di setiap RT. Ketua RT, Dasawisma, PKK dan Karang Taruna adalah media yang tepat untuk melakukan edukasi ke masyarakat.
Selain itu masyarakat harus mengakses informasi dengan benar. Yang benar adalah apa yang disampaikan oleh pemerintah. Jangan cepat percaya informasi di media sosial yang cenderung penyampaiannya secara berantai dan itu belum tentu kebenarannya. Dan saat ini banyak kebijakan yang berubah secara cepat, ikuti saja, jangan kita melakukan penolakan karena ini juga untuk kebaikan bersama,” tandasnya
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan adanya penambahan sebanyak 791 kasus terkonfirmasi pada Kamis (24/6/2021).
Jumlah itu jadi total kasus penambahkan tertinggi selama tiga hari berturut.
Berikut penambahan per hari serta tabel perkembangan data PDP Covid-19 sejak 21 – 24 Juni 2021 :
- Selasa (22/6/2021) Penambahan 675 Kasus
- Rabu (23/6/2021) penambahan 694 kasus
- Kamis (24/6/2021) penambahan 791 kasus
Distribusi kasus sembuh menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah Kota Yogyakarta 47 kasus, Bantul 118 kasus, Kulon Progo 17 kasus, Gunungkidul 15 kasus, dan Sleman 61 kasus.
Terkait pasien meninggal, terdapat penambahan sebanyak 11 kasus.
Rincian kasus meninggal adalah sebagai berikut :
- Kasus 43.853 : Laki laki, 58 th, Bantul
- Kasus 46.092 : Laki laki, 51 th, Sleman
- Kasus 46.662 : Perempuan, 24 th, Sleman
- Kasus 47.732 : Perempuan, 43 th, Yogyakarta
- Kasus 49.156 : Laki laki, 64 th, Bantul
- Kasus 49.751 : Laki laki, 77 th, Sleman
- Kasus 52.694 : Perempuan, 73 th, Bantul
- Kasus 52.795 : Laki laki, 45 th, Sleman
- Kasus 53.711 : Perempuan, 31 th, Sleman
- Kasus 53.828 : Laki laki, 65 th, Sleman
- Kasus 54.862 : Laki laki, 73 th, Bantul
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta melaporkan total kasus positif saat ini menjadi 55.463 kasus
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengungkapkan, penambahan kasus terjaring melalui upaya periksa mandiri sebanyak 122 kasus, tracing kontak kasus positif 613 kasus, skrining karyawan kesehatan tiga kasus, dan perjalanan luar daerah tiga kasus. “50 kasus belum ada informasi,” katanya.
Distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah Kota Yogyakarta 79 kasus, Bantul 249 kasus, Kulon Progo 131 kasus, Gunungkidul 13 kasus, dan Sleman 319 kasus.
[Admin/tb]