Beritainternusa.com,DIY – Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan pada hari Selasa (22/6/2021) terjadi penambahan sebanyak 675 kasus positif. Angka ini meningkat dari dua hari sebelumnya yakni penambahan sebanyak 665 kasus pada Minggu (20/6/2021) serta penambahan sebanyak 662 kasus pada Senin (21/6/2021).

Menyikapi adanya lonjakan kasus covid tersebut, Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X menggelar Sapa Aruh untuk menyampaikan pesan khusus kepada warga.

Mengusung tema Jogja Eling lan Waspodo, Wilujeng Nir Ing Sambikala ( Ingat dan Waspada, selamat dari segala rintangan, marabahaya, atau malapetaka)

Pada intinya Sultan berharap agar pandemi di DIY ini bisa dilalui bersama dan masyarakat dapat menjadi subjek kebijakan sehingga dapat berperan aktif mencegah penyebaran Covid19 di DIY.

Masyarakat perlu menjadi subjek dalam sebuah kebijakan karena sebaik dan sekuat apapun regulasi bisa menjadi tak berarti apabila kebijakan itu diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan kerelaan warga masyarakat.

Kita harus Lilo lan Legowo (rela dan Ikhlas) dengan menyadari sedikit kelengahan dapat memperparah dampak pageblug ini,” ungkap Sri Sultan dalam pidatonya.

Sultan pun menyinggung wacana karantina wilayah atau lockdown yang dulu sempat dilontarkannya.

Menurutnya, kebijakan tersebut dapat diberlakukan, sebagai upaya terakhir dalam mencegah meluasnya pandemi di DIY.

Menurut Sri Sultan, perkembangan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong genting.

Dalam sehari terdapat kenaikan kasus positif mencapai lebih dari 600 kasus, lalu ada kenaikan tingkat keterpakaian ranjang rumah sakit yang signifikan.

Kemudian juga muncul berbagai klaster sebagai akibat kegiatan sosial masyarakat.

Kondisi itu dapat semakin parah jika implementasi PPKM mikro tidak berjalan dengan baik.

Berdasarkan pada fakta-fakta di atas, saya menekankan kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk benar-benar memberlakukan kebijakan PPKM Mikro secara lebih ketat,” tutur Sri Sultan.

Di antaranya dengan melakukan pembatasan berskala mikro.

Terutama untuk daerah dengan keberadaan RT/RW berzona merah, mengaktifkan fasilitas karantina atau isolasi mandiri di tingkat kelurahan, serta membatasi mobilitas dan aktifitas sosial masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Apabila segala upaya telah dilakukan tetapi wabah belum juga terkendali, maka Pemda DIY akan mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memberlakukan karantina wilayah.

Usulan ini akan dipersiapkan dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, hasil tinjauan epidemiologis, serta memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan pertahanan keamanan.

Selain itu, kondisi wilayah yang berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta juga kami jadikan pertimbangan,” paparnya.

Di akhir pidatonya, Sri Sultan mengimbau kepada seluruh warga masyarakat DIY untuk berperan aktif dalam mencegah merebaknya pandemi serta mengawasi pemberlakuan PPKM Mikro.

Tegakkan protokol kesehatan mulai dari diri pribadi, keluarga, dan masyarakat di sekitar kita. Stay at home, tetap tinggal di rumah menjadi pilihan terbaik saat ini,” imbuh Sri Sultan.

Sebagai informasi, acara Sapa Aruh ini merupakan kali keempat yang digelar Keraton Yogyakarta.  Pada awal Februari 2021, Sri Sultan HB X sempat menggelar Sapa Aruh di Bangsal Kepatihan.

Raja Keraton Yogyakarta ini, kala itu mengajak masyarakat untuk bahu-membahu dan terlibat aktif dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.

Sedangkan kali ini Sapa Aruh adalah acara keempat empat sejak pandemi Covid-19 menerpa wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Maret 2020.

Selasa (22/16/2021), sapa aruh digelar untuk merespons fenomena lonjakan kasus positif selama sepekan terakhir.

Data terakhir kasus konfirmasi positif di Daerah Istimewa Yogyakarta sempat menempati rekor tertinggi dalam dua hari terkahir.

[Admin/tb]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here