Beritainternusa.com,Jakarta – Mantan juru bicara (Jubir) KPK, Febri Diansyah bicara perihal operasi tangkap tangan (OTT) yang menyelamatkan muka KPK. Menurut Febri, beberapa OTT yang menyelamatkan muka KPK justru ditangani oleh penyelidik atau penyidik yang tidak lolos tes menjadi aparatur negeri sipil (ASN).
Jadi gini.. OTT kasus besar yang masih selamatkan muka KPK pasca Revisi UU & Pimpinan baru ternyata ditangani Penyelidik/Penyidik yg justru terancam disingkirkan gara2 tes wawasan kebangsaan yang kontroversial,” tulis Febri melalui akun Twitter @febridiansyah, seperti dilihat awak media, Senin (10/5/2021).
Ada beberapa OTT yang disebut oleh Febri telah menyelamatkan muka KPK. Salah satu di antaranya merupakan OTT terbaru, yakni OTT Bupati Nganjuk Novi Rahman HIdayat.
Misal: OTT KPU, Bansos Covid19, Benur KKP, Cimahi, Gub Sulsel, Nganjuk dll,” tulis Febri.
Seperti diketahui, ada kabar berembus Kasatgas Penyelidik dalam OTT Bupati Nganjuk adalah Harun Al Rasyid. Harun merupakan satu di antara 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai ASN, karena disebut tidak lulus tes wawasan kebangsaan yang kontroversial itu.
Harun juga dikenal aktif di Wadah Pegawai atau WP KPK dan pernah pula menjadi Ketua WP KPK. Nama Harun juga sempat mencuat kala menjadi salah satu penggugat perihal hak angket DPR terhadap KPK tahun 2017 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Terlepas dari itu, Harun sendiri mengakui dirinya sebagai kasatgas penyelidik dalam OTT Bupati Nganjuk kali ini.
Insyaallah,” jawab Harun singkat kepada awak media.
Dua dari beberapa OTT yang disebut Febri, yakni OTT kasus bansos COVID-19 yang menjerat mantan Mensos Juliari Batubara dan OTT kasus ekspor benur atau benih lobster, juga ditangani oleh penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Novel juga merupakan salah seorang pegawai KPK yang tidak lolos tes alih status menjadi ASN. Novel sendiri yang memberitahu bahwa dia tak lolos tes ASN.
[Admin/dt]