Beritainternusa.com,Jateng – Banjir di Kota Pekalongan Jawa Tengah, belum juga surut. Warga terdampak menyebut terjangan banjir berjilid-jilid sejak akhir Januari 2021.
Tahun ini parah, berjilid-jilid. Jilid pertama akhir Januari. Banjir reda, tanggal 4 Februari banjir lagi. Reda lagi. Tanggal 7 banjir lagi dan terakhir kemarin, tanggal 10,” kata warga Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Mulyiantono (49), saat ditemui di rumahnya, Senin (22/2/2021).
Selama banjir ini, usaha toko dan konveksinya tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Anton pun terpaksa menganggur.
Ya nganggur selama banjir ini. Tidak ada orderan juga, sepi,” akunya.
Anton, sapaannya, menyebut sejak akhir Januari lalu hingga saat ini, dia bersama keluarganya sudah tiga kali mengungsi.
Bolak-balik mengungsi tiga kali. Terakhir kemarin, dua minggu lalu, kita suda tiga hari di rumah, banjir lagi,” jelasnya.
Banjir datang malam Senin. Kita lagi tidur. Terbangun, karena merasa ada yang basah. Ternyata kasur ini basah separuhnya. Kita panik, langsung sekeluarga mengungsi saat itu juga. Ya sekitar jam 12 malam lebih kita ke masjid Al Karomah mengungsi,” cerita Anton.
Karena lokasi pengungsian penuh, di masa pandemi seperti saat ini dirinya memutuskan untuk pindah mengungsi ke rumah saudaranya di Warungasem, Kabupaten Batang, dan kemudian pindah lagi di wilayah Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Genangan air yang masuk ke rumahnya, yang sebelumnya mencapai 50 cm, kini berangsur surut. Di halaman rumahnya pada Senin (22/2) siang, genangan air masih sekitar 15-20 cm. Namun di jalan depannya masih 50 cm lebih.
Menurutnya, hampir setiap tahun sekali terjadi banjir di wilayahnya. Meski sejumlah warga sudah meninggikan lantai rumah, banjir tetap masuk ke dalam.
Ya seperti saat ini, banjir di dalam rumah surut. Di halaman rumah dibawa lutut. Tapi di depannya di jalan masih 50 cm,” katanya.
Mumpung surut, kita lakukan bersih-bersih, sama anak laki-laki saya. Kalau anak perempuan dan istri masih mengungsi. Takut kalau ada hewan seperti ular masuk rumah,” katanya.
Akibat banjir ini, dirinya belum mengetahui benda apa aja yang rusak karena tergenang air. Bahkan, sebuah sepeda motornya tidak dievakuasi.
Belum saya cek akibat banjir ini apa saja yang rusak. Motor, mesin jahit konveksi saya tinggal. Yang penting orangnya dulu. Lagian kalau dibawa juga, jalan di depan sudah (pernah) sedada (airnya). Sama saja,” imbuhnya.
Anton berharap banjir segera surut dan ke depan tidak terjadi lagi.
Semoga pemimpin yang baru nanti, bisa mengatasi dan menanggulangi sumber penyebab banjirnya. Ini tiap tahun terjadi, lho,” katanya.
Sementara itu dari pantauan wartawan siang ini, genangan air masih terjadi di beberapa wilayah terutama di Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Utara. Namun beberapa titik terlihat ketinggian air banjir sedikit surut. Hal ini ditambah dengan cuaca yang mendukung karena sudah dua hari ini langit Kota Pekalongan cerah.
[Admin/dt]