Beritainternusa.com,Gunungkidul – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul mengungkap bahwa angka kemiskinan mengalami kenaikan di tahun 2020.
Hal itu berdasarkan pada pendataan yang dilakukan sejak Maret tahun lalu.
Kepala BPS Kabupaten Gunungkidul Rintang Awan Eltribakti menyampaikan berdasarkan hasil pendataan, kemiskinan di Bumi Handayani berada di kisaran 17,07 persen.
Ada kenaikan, karena di 2019 lalu angka kemiskinan berada di kisaran 16,61 persen,” kata Eltri pada wartawan, Jumat (05/02/2021).
Menurutnya, data itu diambil dari 830 Kepala Keluarga yang menjadi sampel.
Setelah survei dilakukan, disimpulkan bahwa sekitar 17,07 persennya masuk dalam kategori miskin.
Adapun kategori miskin versi BPS adalah mereka yang kebutuhan kalorinya kurang dari 2.200 kkal per hari.
Selain itu, faktor non pangan seperti pemenuhan pendidikan, kesehatan, papan, dan rekreasi juga jadi pertimbangan.
Berdasarkan sampel tersebut, diperkirakan ada 4.530 dari sekitar 675.380 jiwa penduduk Guungkidul yang masuk kategori miskin,” jelas Eltri.
Ia juga menyebut pekerja di sektor informal mendominasi angka kemiskinan di Gunungkidul.
Mereka sendiri terdampak paling awal saat pandemi dimulai Maret 2020, bersamaan dengan dimulainya pendataan BPS.
Eltri mengatakan data ini perlu dijadikan catatan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul.
Sebab ada perbedaan antara kebutuhan pangan dan non pangan pada warga.
Terutama mengingat kami (BPS) memiliki standar yang harus dipenuhi terkait kemiskinan ini,” katanya.
Masalah kemiskinan ini juga jadi sorotan Bupati Gunungkidul Badingah menjelang akhir masa jabatannya.
Ia mengakui bahwa masih ada warga yang hidup di garis kemiskinan.
Ia pun berharap masalah ini bisa diselesaikan oleh pemimpin selanjutnya.
Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gunungkidul secara ekonomi.
Saya harap pemimpin yang baru nanti bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang saat ini belum sempat tertangani,” kata Badingah pada awak media beberapa waktu silam.
[Admin/tb]