Beritainternusa.com,Jakarta – Benda-benda ‘asing’ terdampar di perairan Indonesia membuat heboh warga sekitar. Mulai dari seaglider, pecahan roket hingga yang teranyar bola hitam raksasa. Ini kisahnya.
Benda yang tak biasa itu ditemukan pada akhir Desember 2020 hingga Januari 2021.
Pihak TNI AL, kepolisian dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) turun tangan meneliti asal muasal benda-benda tersebut. Berikut kisahnya:
Seaglider ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan, oleh seorang nelayan Saeruddin (60) saat memancing.
Dia menemukan benda itu dalam kondisi terapung di laut. “Betul sekali (saya yang temukan benda asing tersebut),” kata Saeruddin kepada wartawan, Selasa (29/12/2020).
Saeruddin kemudian memberikan seaglider yang awalnya sempat diduga drone itu ke Polri maupun TNI AL. Jalur penemuan benda itu disebut merupakan jalur perairan tersibuk di Indonesia.
Usut punya usut, pihak TNI AL pun memastikan seaglider tersebut bukan bagian dari pesawat tempur ataupun drone yang milik mereka.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono menyebut benda itu terbuat dari aluminium dengan dua sayap dan propeller serta antena belakang serta terdapat instrumen mirip kamera di badan seaglider itu.
KSAL memberi gambaran soal seaglider. KSAL menyebut seaglider biasa digunakan untuk keperluan survei dan data oseanografi. TNI AL mengungkapkan seaglider ini bisa digunakan untuk keperluan industri maupun militer.
Pemilik seaglider yang ditemukan nelayan di Laut Selayar ini masih misterius. TNI AL juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mencari tahu siapa pemilik seaglider ini.
KSAL juga memberi batas waktu 1 bulan kepada Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksda Agung Prasetiawan untuk membongkar seaglider yang ditemukan di Laut Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Yudo mengungkapkan bahwa Pushidrosal adalah lembaga yang berkompeten dalam meneliti temuan benda seperti seaglider. Menurut Yudo, seaglider tersebut harus bisa dibongkar secepat mungkin supaya TNI AL bisa mendapat kepastian.
Misteri asal muasal puing logam yang ditemukan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng), akhirnya terpecahkan. Puing itu diduga bagian dari roket China yang meledak.
Awalnya, puing logam tersebut tepatnya ditemukan di Pantai Dusun Teluk Raggau, Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng, pada awal Januari 2021 ini. Benda tersebut ditemukan seorang warga yang saat itu hendak memancing.
Tim gabungan lalu mengecek ke lokasi. Tim ini terdiri dari Ditpolairud Polda Kalteng, Lanud Iskandar, KSOP, Pos AL Kumai, Basarnas, Kodim, Satpolair Polres Kotawaringin Barat, Polsek Kumai, dan warga sekitar yang menemukan.
Tim lalu tiba di lokasi pada Selasa (5/1/2021). Di lokasi, tim menemukan puing logam besar dan sejumlah benda elektronik lainnya. Pada benda tersebut ditemukan logo bintang dan tulisan ‘CNSA’.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof Thomas Djamaluddin, mengatakan puing tersebut diduga adalah bagian dari roket yang dipakai untuk peluncuran satelit milik China.
Dugaan sementara itu bagian roket CZ-3B dengan nomor katalog 4470. Roket digunakan untuk peluncuran Beidou 3-IGSO 3 pada 4 November 2019,” kata Thomas saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (6/1/2021).
Namun benda tersebut terjatuh di wilayah Indonesia. Jatuhnya benda tersebut termonitor satelit milik Lapan.
Perkiraan jatuh 4 Januari pukul 14.25 WIB di selatan Kalimantan dari ketinggian 118 km,” kata Thomas.
Ya (bisa disebut sampah antariksa),” tambahnya.
Hal yang sama juga diungkapkan polisi. “Diperkirakan bahwa serpihan benda yang menyerupai badan pesawat tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China yang meledak di angkasa dan jatuh di perairan Laut Jawa dan terbawa ombak terdampar di Teluk Ranggau, Desa Sei Cabang Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar,” kata Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Devy Firmansyah kepada wartawan, Rabu (6/1/2021).
Selang dua hari kemudian, Lapan memberi informasi terbaru terkait puing yang diduga bagian dari roket yang ditemukan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng). Benda berbentuk setengah tabung itu disebut pelindung muatan (payload fairing) dari roket Long March/Chang Zheng-8 (CZ-8).
Objek sampah antariksa yang ditemukan di pantai selatan Kalimantan Tengah pada 4 Januari 2021 adalah bagian Payload Fairing (pelindung muatan) roket Long March/CZ-8 yang diluncurkan pada 22 Desember 2020,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, Jumat (8/1/2021).
Thomas menjelaskan payload fairing tersebut terbuat dari sejenis plastik yang diperkuat, sehingga bisa terapung di laut.
Thomas menyampaikan hal ini setelah Lapan mendapatkan informasi lengkap dari tim evakuasi dan pihak Badan Antariksa China atau China National Space Administration (CNSA).
Dia menjelaskan roket Long March/CZ-8 diluncurkan dari Wenchang Space Launch Center (WLC), Hainan, China, pada Selasa (22/12/2020).
Thomas menjelaskan pelindung muatan tersebut dilepaskan dan jatuh saat roket meluncur di atas perairan barat laut Kalimantan yang merupakan perairan internasional sekitar Laut Natuna Utara (Laut China Selatan). Fairing dilepaskan pada ketinggian 100 km atau menjelang memasuki ruang antariksa.
Benda berwarna biru dengan beberapa tulisan China ditemukan oleh nelayan bernama Ain dan putranya, Aris, di Pantai Anambas, Kepulauan Riau (Kepri). Benda yang diduga rudal itu ditemukan sekitar pukul 15.30 WIB, Selasa (19/1/2021).
Ain mengatakan dirinya baru pertama kali melihat benda tersebut. Saya baru pertama kali melihat benda ini. Jadi tidak tahu nama alatnya apa,” kata Ain, Rabu (20/1/2021).
Benda mirip rudal lalu diamankan Lanal Tarempa. Danlanal Tarempa, Letkol Laut (P) Efran Indra, mengatakan benda itu dievakuasi untuk menghilangkan keresahan warga.
Efran belum menjelaskan apa sebenarnya benda yang ditemukan tersebut. Efran mengatakan pihaknya masih menunggu ahli untuk melakukan identifikasi.
Pihak Lanal Tarempa kemudian mengirim benda mirip rudal dengan tulisan aksara China itu ke Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI (Pushidrosal) untuk diteliti.
Benda tak biasa yang terbaru ditemukan yakni bola hitam raksasa yang terdampar di tepi pantai Desa Teluk Bakau. Temuan ini membuat heboh warga Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Bola hitam tersebut terlihat dilapisi dengan rantai besi putih disertai ban hitam mini. Pada benda tersebut terdapat beberapa tulisan, salah satunya tertulis ‘Yokohama 50KPa’.
Kapolsek Gunung Kijang AKP Monang P Silalahi menyebut pihaknya masih mendalami asal-muasal bola hitam misterius ini.
Penemuan bola hitam tersebut sudah kita tindak lanjuti,” ujar Kapolsek kepada wartawan, Rabu (27/1/2021).
Dalam kesempatan terpisah, pihak Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV Tanjungpinang juga turun tangan menindaklanjuti temuan bola berwarna hitam itu.
Benda tersebut diduga adalah dapra. Berdasarkan KBBI, dapra adalah bantalan yang dipasang pada lambung kapal atau perahu.
Benda ini berfungsi menjaga supaya kapal tidak bersentuhan dengan tembok dermaga atau pangkalan dan sebagainya.
Kita terima gambarnya juga. Itu diduga dapra,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Lantamal IV Tanjungpinang, Mayor Marinir Saul Jamlaay, saat dimintai konfirmasi, Rabu (27/1/2021).
Dia mengatakan ‘bola raksasa’ tersebut hanya ditemukan satu unit saja pada Selasa (26/1) kemarin.
Pihak TNI AL juga meminta masyarakat Bintan tenang karena bola warna hitam tersebut tidak membahayakan.
Itu diduga dapra, bantalan kapal untuk mencegah benturan. Menurut saya tidak membahayakan,” ujar Mayor Saul.
Namun, kata dia, asal benda berdiameter sekitar 3 meter juga belum diketahui. “Kemudian hanyut. Apakah dari Singapura atau dari mana, kita belum tahu,” kata Mayor Saul.
[Admin/dt]