Beritainternusa.com,Gunungkidul – Beberapa waktu terakhir, warga meninggal dunia terkait Covid-19 di Gunungkidul mengalami peningkatan.
Ini berarti tugas Palang Merah Indonesia (PMI) Gunungkidul semakin bertambah tiap harinya.
Pada wartawan, Kepala PMI Gunungkidul Iswandoyo menyebut dalam sehari bisa membantu pemakaman 3 hingga 4 jenazah.
Sedangkan jumlah relawan tergolong terbatas.
Kami ada 15 relawan yang selalu siaga tiap harinya di markas PMI, mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap,” tutur Iswandoyo, Jumat (22/01/2021).
Merujuk data yang diberikan, hingga 20 Januari 2021 lalu misalnya PMI Gunungkidul sudah menangani 292 pemakaman dan rever jenazah.
Angka ini pun terus mengalami penambahan.
Iswandoyo mengakui para relawan lelah dan kewalahan dengan banyaknya permintaan pemakaman tersebut.
Apalagi jarak antar lokasi bisa sangat berjauhan di hari yang sama.
Sebagai manusia tentu kami merasa lelah, tapi ya bagaimanapun ini menjadi tugas kami,” ungkapnya.
Demi mengatasi rasa lelah tersebut, para relawan berusaha menyemangati satu sama lain.
Cara itu justru semakin mendekatkan mereka dan seakan sudah menjadi keluarga sendiri.
Iswandoyo mengatakan sebisa mungkin suasana di markas PMI Gunungkidul tenang setiap harinya.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi stres dan ketegangan para relawan yang bertugas.
Bahkan ketika sedang tidak bertugas, mereka tetap berkumpul bersama.
Terkadang masak dan makan bersama, sambil bercerita satu sama lain.
Ini cara kami agar tetap semangat, sekaligus menjaga kondisi badan agar tetap bugar,” kata Iswandoyo.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat hingga hari ini tercatat ada 53 kasus meninggal dunia karena Covid-19.
Angka meninggal dunia meningkat dibandingkan saat awal pandemi.
Kini, tiap hari setidaknya dilaporkan ada 1 kasus meninggal dunia.
Bahkan pada 20 Januari lalu, Dinkes Gunungkidul mencatat ada 4 kasus meninggal dunia dalam sehari.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyebut sebagian besar kasus meninggal dunia memiliki penyakit penyerta. Namun ia mengakui ada kekurangan.
Kekurangan terjadi di fasilitas, terutama untuk tempat tidur kritikal,” katanya.
Menurut Dewi, tempat tidur kritikal saat ini hanya ada 5 unit.
Alhasil, tempat tidur kerap penuh, sedangkan ada pasien kritis yang perlu penanganan cepat.
Akibatnya, pasien tersebut meninggal dunia.
Melihat kondisi saat ini, ia mengatakan pihaknya akan menambah lagi tempat tidur kritikal.
Bupati Gunungkidul Badingah sebelumnya juga sudah menginstruksikan hal serupa.
Pekan depan rencananya akan kami tambah 5 lagi, jadi ada 10 tempat tidur kritikal,” ujar Dewi.
[Dwi H/bin]