guguran lava pijar merapi

Beritainternusa.com,DIY – Gunung Merapi mulai memasuki fase erupsi baru, yakni erupsi sejak 4 Januari 2021. Fase itu ditandai dengan teramatinya titik api diam dan lava pijar yang muncul di dasar Lava 1997. Rentetan guguran besar lava pijar Merapi diabadikan dari gardu pandang Kaliurang barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Minggu (10/1/2021) malam. (Tribun Jogja/Setya Krisna Sumarga)

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyebutkan, citra satelit BPPTKG mengonfirmasi keberadaan gundukan yang diduga adalah material baru.

Gundukan diduga adalah material baru. Sebagian mengalami longsor bersama material lama,” ujar Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG, Sabtu (9/1/2021).

Ia menjelaskan, hingga kini, gundukan tersebut terdapat di dua tempat.

Gundukan ada di pinggir bibir/lereng Lava1997. Gundukan juga terlihat di tengah kawah. Namun, yang berkembang saat ini adalah yang di sisi Lava1997,” tuturnya.

Hanik menerangkan, untuk gundukan yang berada di tengah kawah, hingga kini belum dapat terlihat melalui CCTV.

Yang di tengah dari CCTV belum terlihat. Mudah-mudahan ini indikasi bahwa ada, tetapi perlu pengamatan lebih lanjut lagi,” bebernya.

Pada Senin (11/1/2021) pukul 12.00-18.00 WIB, Gunung Merapi mengalami 24 gempa guguran, 3 gempa hembusan, 45 gempa hybrid/fase banyak, dan 10 gempa vulkanik dangkal.

Secara visual, gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

Masih pada periode tersebut, cuaca Gunung Merapi berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara 17-21 °C, kelembaban udara 78-95 persen, dan tekanan udara 625-686 mmHg.

Volume curah hujan 13 mm per hari,” imbuh Hanik, Senin (11/1/2021).

Sementara, di hari sebelumnya (Minggu, 10/1/2021) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mengalami 176 gempa guguran, 164 gempa hybrid/fase banyak, 44 gempa vulkanik dangkal, 3 gempa tektonik, dan 35 gempa hembusan.

Selain itu, teramati 29 kali guguran lava pijar dan guguran lava dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke hulu Kali Krasak.

Terdengar 2 kali suara guguran dengan intensitas sedang hingga keras dari pos pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan.

Asap warna putih, intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 150 m di atas puncak,” ucap Hanik.

Sementara, laju rata-rata deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi melalui pengamatan electronic distance measurement (EDM) Babadan sebesar 9 cm/hari (dalam 3 hari).

Hanik juga menyampaikan, status Gunung Merapi hingga saat ini belum berubah, yakni masih siaga atau level III.

Daerah potensi bahaya masih dalam jarak maksimal 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Adapun rekomendasi BPPTKG untuk semua stakeholder terkait masih sama.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mengatasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat,” ujar Hanik.

Selain itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

[Admin/tb]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here