Mensos Risma Bersama KPM BST

Beritainternusa.com,Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini menjaring sejumlah tunawisma di jalan protokol Sudirman-Thamrin. Kegiatan ini dianggap sebagai sentimen sekaligus pencitraan politik PDIP di wilayah Jakarta.

Kalau razia itu hanya dilakukan di DKI itu namanya dianggap sentimen,” ujar pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin kepada awak media, Rabu (6/1).

Sebagai politikus, tindakan Risma menjaring tunawisma sebagai bentuk pencitraan politik sah dan dianggap wajar, di tengah upaya PDIP menggenjot kepercayaan publik yang turun akibat kasus korupsi Bansos yang membelit mantan Mensos sebelumnya dari PDIP, Juliari Peter Batubara.

Namun, cara Risma, menjaring tunawisma menurut Ujang tidak etis sebab terkesan melangkahi pemerintahan kota setempat. Sebagai Mensos, politikus PDIP itu sepatutnya berkoordinasi dengan jajaran setempat untuk menyelesaikan masalah sosial di wilayah tersebut.

Harusnya koordinasi dulu dengan wali kotanya, dengan semuanya, agar tidak terkesan politis. Itu semua ada mekanismenya ada yang punya wilayah jangan sampai mohon maaf tahu-tahu kan sekarang ada berita juga tunawismanya seolah-olah diarahkan, jangan sampai menjadi senjata makan tuan,” tuturnya.

Aksi blusukan Risma menemui tunawisma juga dikomentari Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Menurut Riza, tunawisma muncul di musim atau kondisi tertentu.

Riza mencontohkan, kemunculan masif tunawisma saat ramadan. Hal ini dikarenakan banyak warga yang beraktivitas di Jakarta berbagi makanan ataupun uang.

Musiman, itu musiman seperti itu terjadi juga waktu awal-awal Covid, itu awal ramadan juga terjadi beberapa tempat seperti di Tanah Abang, rupanya setelah kita pelajari memang ada Pak Haji yang selalu setiap malam itu memberikan uang keliling di situ sebesar Rp 50 ribu,” ucap Riza, Selasa (5/1).

Politikus Gerindra itu menuturkan, masalah tunawisma tidak hanya terjadi di Jakarta. Namun demikian, Riza memastikan Pemerintah Provinsi DKI tetap melakukan upaya untuk menghilangkan para tunawisma khususnya di jalan protokol.

Kalau kita ingin mengatasi masalah, pasti kita selesaikan dulu akar masalahnya. Kalau kita menyelesaikan masalah kita pasti menyelesaikan yang paling bermasalah atau yang paling parah,” tuturnya.

Secara terpisah Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria menyayangkan sikap Menteri Sosial Tri Rismaharini yang bersafari menyisir tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat. Iman mengingatkan agar Risma fokus terhadap distribusi Bantuan Sosial (Bansos).

Yang saya sangat sayangkan adalah, harusnya Bu Risma itu fokus dulu ke masalah bantuan-bantuan sosial yang kemarin jebol, dipikirkan sistemnya, bagaimana BLT supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Iman, Selasa (5/1).

Politikus Gerindra itu berseloroh, Risma lupa dengan jabatannya saat ini sebagai Menteri Sosial bukan lagi menjadi Wali Kota Surabaya, Jawa Timur. Sebab, menurutnya, permasalahan tunawisma merupakan tanggung jawab setiap kepala daerah, sementara tugas menteri memiliki cakupan lebih luas.

Ketua komisi yang membidangi Kesra itu menambahkan, agar Risma memberikan kesempatan pemerintah kota menangani segala permasalahan di wilayah administrasi masing-masing.

Urusan menteri harusnya kan lebih luas, bukan hanya di mana dia berpijak, seluruh Indonesia jadi cakupan dia. Biarlah itu ada Wali Kota setempat yang menangani, ada Gubernur yang menangani,” tandasnya.

Meski demikian, Iman menegaskan peristiwa tunawisma di Jalan Sudirman-Thamrin tetap menjadi catatan Komisi E DPRD sebagai bahan evaluasi terhadap Pemprov DKI.

Iya, itu jadi catatan kita. Saya bilang juga Pemprov tidak pernah men-deny atau tidak bahwa kemiskinan di Jakarta sudah tidak ada. Di mana-mana kemiskinan ada kok, tapi skala prioritas ada bagian-bagiannya.”

Disayangkan saja, waktunya Bu Risma bisa berpikir skalanya lebih besar, ke seluruh Indonesia. Daripada hanya urusi blusukan, nanti turun jangan-jangan lalu lintas diatur juga sama Bu Risma nih, macet. Jadinya kan enggak fokus,” tandasnya.

Sebelumnya Risma menemui tiga tunawisma pada hari kerja 4 Januari lalu. Mereka ditemukan menggelandang di trotoar Jakarta Pusat, kawasan Sudirman hingga Thamrin. Persis di sisi kanan Plaza UOB.

Kegiatan blusukan ini dilakukan Risma sebelum sampai di ruang kerjanya di Kantor Kemensos, Jalan Salemba, Jakarta Pusat. Risma mengaku akan rutin menjalin interaksi dengan mereka yang membutuhkan kesejahteraan sosial.

Saya ingin dalam penanganan terhadap PPKS, tidak hanya dengan memberikan bantuan atas dasar belas kasihan (charity base) namun juga memperhatikan kemandirian penerima manfaat dalam jangka panjang,” ungkap Risma.

[Admin/md]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here