rest area km 50 tol japek

Beritainternusa.com,Jakarta – Jasa Marga resmi menutup rest area KM 50 tolJakarta – Cikampek sejak Minggu (20/12). Para pedagang di rest area tersebut akan dipindahkan ke Km 71.

Jasa Marga akan melakukan relokasi tempat istirahat tersebut. Selain itu lasan penutupan rest area dilakukan karena ada penambahan ruas jalan di Tol Japek.

Sesuai dengan perintah Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Jasa Marga akan melakukan relokasi tempat istirahat (TI) Km 50 ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek jalur arah Cikampek ke TI Km 71 ruas Jakarta-Cikampek jalur arah Jakarta,” kata General Manager Representative Office 1 Jasa Marga Transjawa Tollroad Regional Division Widiyatmiko Nursejati dalam keterangannya, Minggu (20/12/2020).

Relokasi TI ini berkaitan dengan penambahan kapasitas lajur ruas JalanTol Jakarta-Cikampek  mulai Km 48 sampai Km 50 jalur arah Cikampek,” sambungnya.

Penutupan ini pun mendapatkan penolakan dari para pedagang. Sejumlah banner bertuliskan penolakan penutupan terpasang di rest area Km 50.

Pantauan awak media, Senin (21/12/2020) pukul 09.00 WIB di lokasi, suasana di sekitar rest area Km 50 terpantau normal meskipun dinyatakan telah ditutup oleh Jasa Marga. Hampir seluruh warung makan masih buka.

Beberapa pengendara masih memilih menepi di rest area Km 50 untuk beristirahat. Mereka memarkirkan mobilnya dan menyambangi warung-warung yang masih buka.

Dari depan terpampang dua spanduk berisikan pesan penolakan terhadap penutupan rest area Km 50 Jalan Tol Japek. Spanduk-spanduk itu berbunyi ‘TOLONG PAK JOKOWI USAHA KAMI MAU DIGUSUR EKONOMI LAGI SULIT. REST AREA INI MAU DITUTUP’ dan ‘#TETAP DISINI #TOLAK PENGGUSURAN=MEMBUNUH KELUARGA KAMI’. Di bawah banner tertulis ‘pelaku UMKM’ selaku pihak yang memprotes penutupan rest area Km 50 Jalan Tol Japek.

Pedagang mengaku sudah merasa nyaman dapat berjualan di rest area Km 50 Tol Japek.

Salah satu pedagang, Buyung (43), cukup aktif menyuarakan menolak penutupan KM 50 tol Japek ini. Dia hanya bisa pasrah karena protesnya tak pernah ditindaklanjuti.

Menolak tentu jelas tidak terima, protes juga tapi ya gimana, yang punya lahan mau nutup. Kami sudah berbicara dengan mereka (Jasa Marga), cuma belum, nggak ditanggapi. Ditanggapi sih ditanggapi cuma nggak bisa,” kata Buyung kepada detikcom, di rest area KM 50 Tol Japek, Senin (21/12/2020).

Buyung merasa berat meninggalkan kios tempat berjualan karena cukup lama di situ. Di sisi lain, ia telah mengetahui wacana penutupan ini telah sejak setahun lalu tapi kerap tertunda lantaran adanya pandemi Corona.

Kami merasa nyaman saja di sini, karena kami sudah merintis dari awal di sini selama 7 tahun di sini. Gimana ya, namanya dagang, usaha, itu kan perlu merintis yang sangat benar-benar kita usahakan,” ucap Buyung.

Sudah ada informasi dari sana sekitar setahunan, cuma diundur-undur karena pandemi,” lanjutnya.

Pedagang lainnya, Arif (42), juga menolak keras penutupan rest area Km 50 Tol Japek ini. Ia mengatakan bahwa rest area ini tak pernah sepi pengunjung karena lokasinya yang strategis.

Rest area ini lumayan ramai karena kan ini di jalur A. sampai Km 57 ramainya kan di sini pas jembatan elevated pas turun antara di atas dan di bawah ketemu makanya ini ramai,” ucap Arif.

Meski mendapat penolakan, penutupan tetap dilakukan. Aparat kepolisian dan Jasa Marga pun menutup akses pintu masuk dengan traffic cone.

Pantauan detikcom per pukul 11.15 WIB di lokasi, pengendara sudah tak bisa mengakses pintu masuk rest area Km 50 tol Japek. Aparat kepolisian dari unit PJR bersama Jasa Marga memasang traffic cone untuk memblokade jalan.

Di dalam rest area, beberapa pedagang mulai berbenah dan membereskan lapak dagangannya. Mereka mulai mengangkut gerobak dagangannya ke dalam mobil bak terbuka.

Banner-banner bertuliskan penolakan penutupan yang sebelumnya terpasang dicopot oleh pengaman dalam (Pangdal). Kios-kios pedagangpun bersih dari banner penolakan.

Pantauan awak media per pukul 17.50 WIB di lokasi, pedagang yang memiliki lapak di kawasan rest area km 50 Tol Japek telah selesai berbenah. Mayoritas pedagang kini telah meninggalkan kios lamanya sambil mengangkut barang dagangannya.

Selain dagangannya, pedagang turut mengangkut sejumlah barang yang masih bisa digunakan. Mulai dari etalase, kulkas serta barang-barang elektronik lainnya.

Bahkan, beberapa pedagang tampak mencabut meteran listrik yang terdapat di kios lamanya sebelum meninggalkan rest area.

Kini, kios-kios di rest area km 50 nampak lowong. Hanya ada tumpukan sampah dan meja kayu di sekitar kios pedagang.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here