Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Beritainternusa.com,Jateng – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mencatat ada 2.353 jalan berlubang di jalan provinsi se-Jateng. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mempersilakan warga untuk melapor baik lewat media sosial maupun aplikasi Jalan Cantik.

Jalan rusaknya terjadi di banyak layer, jalan desa remuk apalagi yang belum diperbaiki. Jalan Kabupaten, Provinsi, pusat sama. Sama dalam arti yang memang kondisi kualitas jalannya apalagi yang aspal sudah lama tidak terawat biasanya kalau musim hujan lebih parah. Satu karena terkena air, kedua karena bencana, ketiga odol (over dimensi dan overload),” kata Ganjar di kantornya, Semarang, Senin (21/12/2020).

Ganjar menyebut setiap harinya ada tim pengamat jalan yang dikerahkan menyisir jalan sepanjang 20 kilometer. Dia juga memastikan perbaikan jalan berlubang itu terus dilakukan.

Saya tiap hari dapat laporan. Pantura di berapa tempat, paling banyak laporan di Sarang. Kemudian kita melihat di Pantura jalan nasional, kemarin Brebes. Maka hari ini biasanya di akhir tahun ini acara tahunannya semua standby di mana jalan rusak yang berlubang itu kita tembel semuanya,” jelasnya.

Masyarakat pasti akan bertanya kenapa tidak langsung overlay? Tidak mungkin. Apalagi kondisi hujan begini, apalagi aspal,” sambung Ganjar.

Dari data laporan penanganan lubang jalan hingga Minggu (20/12) yang diberikan Ganjar, daerah dengan jalan berlubang terbanyak ada di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, dengan 1.482 lubang. Sementara itu di 9 daerah yakni Cilacap, Magelang, Pati, Pekalongan, Purwodadi, Semarang, Surakarta, Tegal, dan Wonosobo, disebutkan ada 409 lubang baru, sudah ditangani hari Minggu (20/12) kemarin ada 386 lubang, dan jumlah sisa lubang masih 2.353 lubang.

Ganjar pun mempersilakan warga untuk melaporkan temuan jalan berlubang atau jalan rusak lewat media sosial atau aplikasi Jalan Cantik. Ganjar menyebut aplikasi ini terbilang mudah, karena warga bisa sekaligus menyertakan minimal tiga foto laporan kerusakan jalan dan mengeset peta lokasi.

Ada medsos, kedua ada aplikasi Jalan Cantik. Ini belum banyak digunakan warga. Maka saya promo, boleh lapor ke sana,” katanya.

Ganjar juga menjelaskan beda jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kota/kabupaten, serta jalan desa. Dia menyebut warga bisa melaporkan kerusakan jalan tersebut di aplikasi Jalan Cantik atau media sosial.

Betul, banyak yang tidak tahu (beda jalan nasional hingga jalan desa). Jalan nasional garis tengahnya kuning, kalau jalan provinsi di ujung ada tulisan jalan provinsi. Yang belum ada itu jalan kabupaten sama desa. Kalau di jalan nasional apa harus lapor ke pusat? Iya kalau tahu, kalau nggak, pakai aplikasi Jalan Cantik, akan kami distribusi, atau medsos ada balai besar jalan nasional,” urai Ganjar.

Kemudian di kita di medsos kita ada PU Bina Marga Jawa Tengah. Masuk satu saja sudah cukup nanti kami yang ngurus, karena tidak semua kabupaten/kota punya tempat melapor,” ujarnya.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here