Beritainternusa.com,Jakarta – “Itu ada yang ketembak katanya. Bang Ambon monitor bang Ambon”. Demikian penggalan voice note diduga laskar FPI saat iring-iringan mengawal perjalanan Habib Rizieq Syihab. Percakapan ini beredar di kalangan wartawan usai tragedi Tol Cikampek yang tewaskan 6 orang.
Habib Rizieq dan keluarga meluncur dari Sentul, Bogor, menaiki sebuah mobil Senin (7/12) dini hari di kawasan Tol Cikampek untuk menghadiri pengajian keluarga. Mobil Rizieq dikawal oleh sejumlah mobil yang berisikan laskar FPI. Di perjalanan, para pengawal Habib Rizieq merasa dikuntit.
Voice note berdurasi 19.46 menit itu mengisahkan, para laskar FPI berusaha menjauhkan mobil penguntit dari kendaraan yang membawa Habib Rizieq. Dalam satu percakapan, mereka bahkan siap menyerang kendaraan tersebut jika diperintah.
Dari isi percakapan dalam voice note itu, tampak para laskar FPI berhasil memisahkan penguntit dari mobil berisi Habib Rizieq. Mereka menggiring para penguntit itu ke daerah Karawang. Hingga akhirnya, ada informasi penembakan.
Siang harinya, FPI merilis 6 orang yang berada dalam satu kendaraan dalam rombongan pengawal Habib Rizieq hilang. Tak lama berselang, Polisi dipimpin Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menjelaskan kronologi penembakan di Tol Jakarta -Cikampek tersebut. Polisi menyebut, 6 orang dari FPI meninggal dunia.
Antara polisi dan FPI mengungkap kronologi yang berbeda dalam tragedi berdarah tersebut.
Sekretaris FPI, Munarman menjelaskan rombongan sudah menyadari dikuntit sejak dari Sentul. Namun para penguntit itu baru beraksi pukul 12.30 WIB, setelah rombongan berada di tol Jakarta-Cikampek, dekat Gerbang Tol Karawang Timur.
Para penguntit berusaha memotong entah apa tujuannya. Ini orang tak berseragam. Berusaha memotong rombongan dan menyetop kendaraan,” kata Munarman.
Para pengawal pun terpaksa bereaksi untuk melindungi Habib Rizieq. Hal ini, menurut Munarman, hal yang wajar.
Menurut dia, ada dua mobil berisi pengawal yang mencoba menghentikan aksi penguntit itu. Sementara dua mobil lainnya terus jalan mengawal rombongan Rizieq dan keluarga ke tempat tujuan.
Namun dari dua mobil yang berhadapan dengan penguntit itu, kata Munarman, satu mobil langsung pergi setelah mendengar suara tembakan.
Mobil yang satunya menyelamatkan diri karena ada tembakan,” ujarnya.
Setelah itu, pihak FPI tak bisa melakukan komunikasi lagi dengan enam anggota laskar tersebut. Hingga mereka merilis 6 orang hilang. Pihak FPI baru tahu seluruhnya meninggal dunia setelah polisi merilis tragedi tersebut.
Polisi menguntit Habib Rizieq karena mendapatkan informasi bahwa akan ada pengerahan massa ke Polda Metro Jaya. Sebab, pada Senin itu, Habib Rizieq dipanggil polisi untuk yang kedua kalinya sebagai saksi soal kerumunan di Petamburan beberapa waktu lalu.
Tepat di Km 50, polisi yang tengah membuntuti kemudian dipepet oleh mobil yang berisikan laskar FPI tersebut.
Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet, lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam sebagaimana yang rekan-rekan lihat di depan,” jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil sambil mempertontonkan barang bukti senjata api dan senjata tajam.
Menurut polisi, mobil yang terlibat aksi dengan polisi berisikan 10 orang. Enam orang tewas karena aksi penyerangan tersebut, empat lainnya melarikan diri.
Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas terukur,” kata Fadil.
Namun pihak FPI membantah, para laskarnya dibekali dengan senjata api. FPI menegaskan, apa yang dirilis polisi merupakan fitnah.
Kalau betul, coba itu dicek senpinya, nomor register senpinya, pelurunya itu tercatat. Cek saja, silakan dicek, pasti bukan punya kami. Karena kami tidak punya akses terhadap senpi dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali,” jelas Munarman.
Perdebatan berlanjut antara Front Pembela Islam (FPI) dengan kepolisian soal bentrokan yang menewaskan enam orang. Kali ini soal rekaman suara saat kejadian.
Pihak FPI menyebut anggotanya sempat mengirim rekaman suara. Isinya, teriakan dari anggota yang ditembak. Kemudian, telepon genggam enam orang laskar itu tidak bisa dihubungi.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat memastikan penjelasan polisi soal kronologi kejadian sesuai fakta yang ada. Diperkuat dengan bukti-bukti. Salah satu bukti yang dikantongi terkait rekaman suara yang disita.
Juga ada bukti tentang voice note bagaimana sedemikian rupa direncanakan untuk dipancing ke sana dan kemudian dipepet. Semuanya terdatakan atau ternyatakan dengan jelas di dalam voice note itu,” papar Tubagus di Polda Metro Jaya, Senin (7/12).
Tubagus menerangkan, isi rekaman suara menggambarkan detik-detik pengikut Rizieq Syihab merencanakan penyerangan terhadap anggota Polda Metro Jaya.
Voice note itu bagaimana ceritanya sudah sangat diketahuinya oleh yang bersangkutan bahwa itu anggota kita dan kemudian tetap dilakukan upaya-upaya penyerangan oleh pihak mereka. itu nyata dan tidak dikarang-karang, terlihat, terdengar di dalam voice note tersebut. Itu fakta-faktanya,” ucapnya.
[Admin/md]