Beritainternusa.com,Gunungkidul – Masyarakat Jawa umumnya memiliki pasar dengan aktivitas di hari tertentu mengikuti penanggalan Jawa.
Satu di antara contohnya adalah Pasar Argo Midang di Pedukuhan Grogol III, Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul.
Landung Widodo, seorang warga setempat menuturkan pasar tersebut biasanya beraktivitas setiap hari Wage.
Pas hari pasaran itu, aktivitas Pasar Argo Midang cukup ramai oleh warga,” tutur Landung ditemui beberapa waktu lalu.
Namun, keramaian yang terjadi kini jadi cerita lama.
Landung mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, aktivitas Pasar Argo Midang seakan mati suri.
Tak banyak lagi pedagang ataupun warga yang ke situ.
Kondisi tersebut kian diperparah dengan munculnya pandemi COVID-19 di awal 2020.
Saat itu, anak muda di Grogol sedang berupaya menghidupkan lagi aktivitas di pasar.
Kira-kira setahun lalu, kami berinisiatif untuk membuka pusat kuliner di Pasar Argo Midang,” kata Landung yang juga anggota Karang Taruna setempat.
Keinginan membuka pusat kuliner di Argo Midang agar aktivitas pasar tetap menggeliat.
Termasuk menjaga agar fasilitas yang ada tidak cepat rusak.
Bersama lebih dari 20 anggota Karang Taruna lain pun bergotong-royong “membangun” kembali kehidupan di pasar.
Antara lain dengan membeli lampu, membuat kios kuliner, hingga beragam sarana lainnya.
Sebanyak 25 pedagang makanan dan minuman pun berhasil digaet untuk meramaikan pasar kuliner yang baru dirintis.
Dampaknya, pasar kembali hidup, terutama saat malam hari.
Kalau siang kan dibuka untuk pasar biasa, kulinernya baru dibuka malam hari,” ujar Landung.
Baru saja mulai bernapas, aktivitas pasar yang sudah terbangun kembali sesak karena pandemi COVID-19.
Apalagi saat itu wilayah Grogol sempat menjadi kluster. Otomatis aktivitas kerumunan warga ditutup total.
Namun para pemuda Grogol tak patah arang. Begitu melihat situasi kembali kondusif, kuliner malam pun dibuka lagi.
Tentunya dilengkapi dengan fasilitas pendukung protokol kesehatan.
Eka, seorang anggota Karang Taruna lain menuturkan Pasar Kuliner Argo Midang baru hidup kembali kira-kira sejak 3 bulan terakhir.
Ia pun ikut sibuk memberi dukungan tenaga untuk aktivitas pasar.
Biasanya saya bantu pentas musik. Mulai jadi MC, videografer, motret, dan sebagainya,” ungkapnya.
Baik Eka dan Landung berharap kondisi pasar bisa kembali seperti awal saat dirintis dulu.
Pasalnya, kini hanya ada belasan pedagang yang kembali aktif di sana.
Landung pun berkeinginan agar fasilitas dan hiburan yang disediakan semakin beragam.
Tujuannya tak lain dan tak bukan, demi menghidupkan kembali aktivitas ekonomi warga setempat.
Memang perlu waktu, tapi kami optimis tujuan itu bisa tercapai,” katanya.
[Admin/tb]