Beritainternusa.com,DIY – Status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) naik menjadi Siaga (level III) sejak tanggal 5 November 2020. Jumlah pengungsi yang berasal dari Kabupaten Sleman, DIY, dan Boyolali, Jawa Tengah, saat ini bertambah.
Panewu Cangkringan, Sleman, Suparmono, mengatakan data pengungsi di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo saat ini menjadi 203 jiwa.
Sampai dengan tadi malam pengungsi kami menjadi 203 jiwa,” kata Suparmono saat ditemui wartawan di barak pengungsian Glagaharjo, Rabu (11/11/2020).
Ia memerinci ratusan warga dari Padukuhan Kalitengah Lor yang mengungsi terdiri kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, balita dan difabel. Selain itu ada juga warga usia produktif yang ikut mengungsi.
Terdiri dari bayi usia 2 tahun ke bawah 19 orang, balita 9 orang, anak-anak umur 6-18 ada 30 orang, usia dewasa 58 orang dan lansia 87 orang,” urainya.
Ia menjelaskan belum semua lansia dari Padukuhan Kalitengah Lor mengungsi. “Lansia di atas 95 orang, ada beberapa lansia yang sampai hari ini belum turun. Tapi nanti saya minta Kalurahan mengecek lagi,” ucapnya.
Lebih lanjut, penambahan pengungsi didominasi oleh usia produktif. Menurut Suparmono, rata-rata mereka mengalami trauma saat erupsi tahun 2010.
Yang selalu tambah dewasanya. Menurut saya ini karena trauma, orang dewasa trauma 2010,” paparnya.
Selain di Balai Kalurahan Glagaharjo, ada juga pengungsi di Kalurahan Umbulharjo. Ia menyebut ada dua keluarga dari Umbulharjo yang mengungsi.
Ada 1-2 keluarga remaja yang mengungsi di Umbulharjo dan itu tetap kita fasilitasi,” paparnya.
Lebih lanjut, Suparmono mengungkapkan rata-rata pengungsi usia produktif hanya tinggal di pengungsian pada malam hari. Sebab, saat siang mereka harus mengurus ternak.
Mereka kebutuhan untuk mencari rumput, memelihara ternak. Setidaknya ada sepertiga pengungsi yang kalau pagi naik (ke Kalitengah Lor), sore turun,” ungkapnya.
Ia pun tidak khawatir jika para pengungsi kembali ke Kalitengah Lor. “Mereka sudah antisipasi harapannya setelah magrib sudah di sini yang statusnya mengungsi di sini. Mereka tidak masalah untuk pulang, dari kami juga sering memantau ke atas,” ucapnya.
Dengan bertambahnya pengungsi, ia berharap pemerintah bisa menambah stok logistik terutama untuk vitamin, susu dan bubur bayi.
Logistik sangat cukup. Hampir setiap hari ada sumbangan dari donatur jadi kami tidak terlalu khawatir dari logistik. Tapi yang kurang logistik untuk bayi dan anak anak seperti susu bayi, bubur bayi, dan vitamin untuk lansia juga,” ujarnya.
Sementara itu, lansia, balita dan difabel di tiga dukuh KRB III Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, mulai dievakuasi. Mereka dibawa ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) desa setempat.
Kita berupaya dalam waktu satu minggu ini kita sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan perkembangan (aktivitas Merapi). Alhamdulillah, hari ini sudah kita turunkan secara bertahap warga yang ada di KRB (kawasan rawan bencana),” kata Kepala Desa Klakah, Marwoto, kepada awak media di TPPS Desa Klakah, Kecamatan Selo, Rabu (11/11).
Warga kelompok rentan yang dievakuasi berasal dari tiga dukuh yang masuk wilayah KRB III yaitu Dukuh Sumber, Bakalan dan Bangunsari. Mereka dievakuasi ke TPPS yang menempati aula Balai Desa Klakah.
Khususnya dari tiga dukuh, Sumber, Bakalan dan Bangunsari, tahap bertahap kita turunkan mulai hari ini,” jelasnya.
Sumber, Bakalan, Bangunsari, menurut data yang harus kita turunkan, lansia, balita dan difabel itu 222,” sambungnya.
Evakuasi kelompok rentan ini dilakukan guna mengantisipasi erupsi Gunung Merapi yang saat ini dalam status siaga atau level III. Menurut Marwoto, evakuasi dilakukan secara bertahap. Pihaknya tidak melakukan pemaksaan.
Kita (evakuasi) sifatnya tidak tergesa-gesa, kita tunggu warganya, persiapannya dan sebagainya,” ujar Marwoto.
Pihaknya berharap, kelompok rentan dari tiga dukuh itu sudah masuk ke TPPS di aula balai desa paling lambat besok. Jika TPPS kurang, pihaknya juga menyiapkan TPPS di SMP Negeri 2 Selo yang berjarak sekitar satu kilometer dari Balai Desa Klakah.
Kita harapkan data yang masuk, untuk di KRB (III), untuk lansia, balita dan difabel itu dalam hari ini bisa turun. Paling lambat besok,” katanya.
[Admin/dt]