Mardani Ali Sera

Beritainternusa.com,Jakarta – Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai dwitunggal Jokowi -Ma’ruf tidak maksimal. Sehingga terjadi persepsi publik yang rendah terhadap kinerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Hal itu dikatakan Mardani Ali Sera menanggapi hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO). Kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo hanya 49 persen, sementara Wapres Ma’ruf Amin 33 persen.

Tentu sedih ketika kepuasan Wapres turun jauh yang menyebabkan sayang dwi tunggal ini tidak optimal,” kata Mardani dalam rilis survei, Rabu (28/10).

Mardani menuturkan, hal itu menjadi catatan bagi Presiden Jokowi. Seharusnya Jokowi memberikan Ma’ruf peran lebih.

Anggota Komisi II DPR ini mengatakan, Ma’ruf bukan hanya tokoh spesial di kalangan keumatan. Sayang juga kapasitas dan integritasnya tidak dimaksimalkan Jokowi.

Survei Indonesia Political Opinion mencatat tren kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengalami penurunan. Dalam survei teranyar IPO, persepsi publik terkait kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo 49 persen. Sementara Wapres Ma’ruf Amin 33 persen.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, hal itu menurun dari survei yang dilakukan IPO pada Juni 2020 lalu. Kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi turun dari 63 persen ke 49 persen. Sedangkan, kepuasan terhadap Wapres Ma’ruf dari 39 persen menjadi 33 persen.

Tren kepuasan publik terhadap pemerintahan itu menurun. Ini terbukti pada 300 hari kemudian kepuasan terhadap presiden dan wakil presiden sangat tajam sekali,” ujar Dedi dalam pemaparan rilis survei secara daring, Rabu (28/10).

Faktor penilaian terhadap kepuasan kinerja presiden dan wakil presiden adalah, kepemimpinan 75 persen, berpihak kepada rakyat 71 persen, integritas/tepat janji 66 persen, koordinasi antar lembaga 69 persen, dan empati/aspiratif 53 persen.

Dedi mengatakan, faktor kepemimpinan paling disoroti publik dalam periode kedua Jokowi. Ia dianggap hanya one man show. Karena Wapres Ma’ruf Amin seolah tidak banyak terlibat dalam kebijakan.

Baik pak Jokowi dianggap tidak memiliki karakter kepemimpinan pada periode kedua. Terutama terlihat benar kiai Ma’ruf Amin seolah banyak tidak terlibat dalam kebijakan-kebijakan dan hal-hal yang mengemuka ke publik. Lebih banyak memperlihatkan one man show,” kata Dedi.

Survei digelar selama 12-23 Oktober 2020. Survei ini menggunakan dua metode. Purposive sampling terhadap 170 pemuka pendapat dari peneliti universitas, lembaga penelitian, asosiasi ilmuwan.

Kedua, survei terhadap massa pemilih nasional menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1200 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error dalam rentang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

[Admin/md]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here