Tokoh masyarakat Jawa Barat Anton Charliyan

Beritainternusa.com,Jabar – Tokoh masyarakat Jawa Barat Anton Charliyan angkat bicara terkait wacana penggantian nama Provinsi Jabar menjadi Provinsi Sunda.

Anton yang merupakan purnawirawan jenderal polisu ini menyatakan tak sependapat apabila nama Provinsi Jabar diubah menjadi Provinsi Sunda.

“Yang akan menjadikan NKRI makin terpecah-pecah. Makin tersekat-sekat, terjebak dengan semangat kesukuan menuju ke arah stereotif etnik negatif,” kata Anton via pesan singkat, Sabtu (17/10/2020).

Anton mengungkapkan sepakat dengan pendapat para pakar yang menyatakan bahwa berbicara Sunda bukan hanya sekedar sebuah suku, bahasa atau etnik tertentu.

“Tapi lebih besar dari itu, Sunda merupakan sebuah sejarah yang masih menjadi misteri, Sunda merupakan sebuah ajaran, bahkan Sunda merupakan sebuah peradaban besar di masa lalu makanya ada nama Sunda Land, Sunda Besar, Sunda Kecil. Selat Sunda. Gunung Sunda Purba dan lain-lain,” ungkapnya.

Bahkan menurutnya, nama Sunda ada tersebar di berbagai negara di belahan dunia ini. “Sunda bukan hanya sekedar sebuah teritori atau nama wilayah saja, tapi nama Sunda jauh lebih Besar dari itu. Jangan kerdilkan nama Sunda ini dengan hanya sekedar menjadi nama sebuah provinsi, nanti malah kualat,” tegas Anton.

Banyak dampak yang terjadi, jika nama Provinsi Jabar diubah menjadi Provinsi Tatar Sunda. Anton lagi-lagi sebut, jika diganti maka akan kualat.

“Nama Provinsi Sunda berdasarkan etnik rawan perpecahan, nama Provinsi Sunda berdasarkan kesukuan mengancam keutuhan bangsa, nama Provinsi Sunda rawan memunculkan semangat egosentris kesukuan dan tidak perlu ganti jadi Provinsi Sunda nanti malah kualat,” ujar mantan Kapolda Jabar ini.

Sebelumnya, wacana penggantian nama provinsi ini muncul setelah sejumlah tokoh Sunda menggelar Kongres Sunda yang digelar di Aula Rancage Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kota Bandung, Senin (12/10/2020).

Hadir di dalam sejumlah kongres tersebut sejumlah tokoh Kesundaan seperti Memet H Hamdan, Maman Wangsaatmadja, Iwan Gunawan, Ridho Eisy, Dharmawan Harjakusumah (Acil Bimbo), Andri P Kantaprawira, Ganjar Kurnia (eks Rektor Unpad), Adji Esha Pangestu dan sejumlah tokoh lainnya.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here