Ilustrasi KAMI

Beritainternusa.com,Jakarta – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia [KAMI} menggelar deklarasi lewat taklimat media diRiau.. KAMI menyebut deklarasi lewat taklimat media ini dilakukan karena situasi nasional sangat dinamis.

“Alhamdulillah, sesuai dengan rencana hari Jumat 16 Oktober 2020 Deklarasi KAMI Riau secara resmi dilakukan melalui rilis pers atau taklimat media,” ujar kata salah satu Presidium KAMI Riau, Erwan, kepada wartawan, Sabtu (17/10/2020).

Dia mengatakan deklarasi KAMI Riau dilakukan sebagai upaya menyikapi kebijakan publik dan menjaga situasi tetap kondusif. Dia juga mengatakan KAMI Riau merupakan gerakan moral yang mengikuti kesantunan Melayu.

“KAMI Riau tetap konsisten menjaga jati diri sebagai gerakan moral secara konstitusional dan konstruktif, mengikuti kesantunan Melayu,” tuturnya.

Dalam taklimat media yang dikirimkan Erwan, KAMI Riau menjelaskan pertimbangan-pertimbangan deklarasi tak digelar dengan mengumpulkan massa. Salah satunya karena situasi nasional yang disebut sedang sangat dinamis.

“Berdasarkan Surat dari KAMI Nasional 025/KE-KAMI/B/X/2020 yang menyebutkan bahwa ‘mengingat situasi nasional saat ini dalam kondisi yang sangat dinamis, Presidium dan Dewan Penyelamat Indonesia/Deklarator KAMI tidak dapat menghadiri Deklarasi KAMI Riau yang akan dilaksanakan pada 16 Oktober 2020 dan Insya Allah akan hadir setelah kondisi lebih baik, yang secara teknis dapat diatur dan dijadwalkan kembali’,” demikian penggalan isi taklimat deklarasi KAMI Riau.

Selain itu, KAMI Riau juga menyebut tingginya kasus positif Corona di Pekanbaru menjadi salah satu pertimbangan deklarasi hanya dilakukan lewat taklimat. Keselamatan, menurut KAMI Riau, menjadi prioritas.

Masih dalam taklimat tersebut, KAMI menyebut Riau sudah jauh dari jati diri sebagai negeri Melayu yang bernafaskan nilai dan sendi Islami. KAMI Riau juga menyinggung soal perlakuan tidak adil terkait pemanfaatan sumber daya alam di Riau.

“Sangat tidak berimbang sumber daya yang dikeruk dari daerah ini dengan tingkat kesejahteraan yang diterima rakyatnya, antara lain kekayaan Migas Riau. Padahal minyak bumi sudah nyaris habis bersama sumber daya tambang lainnya. Hutan rimba pun sudah punah binasa. Termasuk satwa-satwa di dalamnya,” demikian tulis KAMI Riau.

“Lahan perkebunan sawit yang luas pun bukan memberikan kebaikan pada rakyat Riau pada umumnya, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah atau pedesaan, malah lebih selalu menimbulkan masalah atau kesengsaraan,” sambung KAMI.

Sebelumnya, sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Aliansi Pemuda Riau Cinta Damai menolak rencana deklarasi KAMI di Riau. Aliansi pemuda ini mengaku akan membubarkan paksa deklarasi KAMI Riau jika tetap dilaksanakan.

“Deklarasi KAMI hanya berpotensi menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di tengah warga Riau yang majemuk juga harmonis yang sedang sedang fokus menghadapi pandemi COVID-19,” kata Ketua APRCD, Fandi, saat menggelar jumpa pers di Pekanbaru, Minggu (11/10).

“Bila nantinya KAMI tetap hadir di Riau dalam bentuk apa pun, Aliansi Pemuda Riau Cinta Damai akan mengusir secara paksa,” pungkas Fandi.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here