Beritainternusa.com,Jakarta – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo membantah tuduhan mendalangi aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Gatot menilai, BIN dan Polri bisa dengan mudah mendeteksi hal tersebut.
“KAMI dituduh di balik demo ini, kemudian bahkan ada lagi, KAMI mendesain provokator jadi radikal dan lain-lain. Sebenarnya hari ini tidak perlu repot-repot, ada BIN ada Polri yang sudah teruji. Kan tinggal cari saja. Sangat mudah sekali,” kata Gatot dalam YouTube Refly Harun dilihat pada Jumat (16/10).
Menurutnya, BIN maupun Polri bisa mencari siapa yang menjadi provokator. Apalagi yang membuat sampai aksi berujung anarkis dan terjadi pembakaran fasilitas umum.
Gatot mengatakan, jika mendalangi aksi hingga ricuh malah bunuh diri untuk gerakan KAMI. Sebab, akan menyulitkan masa depan KAMI sebagai gerakan moral. Menurutnya, aksi anarkis itu merusak masa depan.
“Kemudian tahu benar bahwa apabila anarkis membakar fasilitas umum ini sama saja kita bunuh diri. Kita akan merusak masa depan kita sendiri,” kata Gatot.
Gatot meyakini gelombang masyarakat turun ke jalan menolak UU Cipta Kerja memang didasari kondisi saat ini. Perekonomian tengah sulit, banyak korban PHK akibat pandemi Covid-19, ditambah disahkannya undang-undang yang dianggap merugikan kaum pekerja.
“Dibayangi hal ini jadinya semua pada takut, akhirnya semua bergerak,” ucapnya.
Gatot menilai, seharusnya isu yang ditekankan adalah substansi dari UU Cipta Kerja itu sendiri. Pemerintah perlu memberikan informasi jelas kepada masyarakat.
Dia menilai ada pengalihan isu menjadi mencari-cari dalang biang rusuh demo menolak UU Cipta Kerja.
“Saya pikir ini suatu hal yang sering kita dengar pengalihan isu,” ucapnya.
Gatot pun menegaskan, secara organisasi KAMI tidak ikut serta dalam demo. Jika memang ada yang ikut, itu hanya individu saja bukan secara organisasi.
“Dalam kegiatan ini saya sampaikan, bahwa KAMI tidak ikut dalam demo apalagi bertindak anarkis,” ucapnya.
[Admin/md]