Beritainternusa.com,DIY – Sebuah poster yang di dalamnya menyebut nama Ahmad Syafii Maarif dengan narasi mendukung omnibus law ramai diperbincangkan di media sosial Twitter. Di dalam poster tersebut, ditulis Buya Syafii menyampaikan bahwa UU Cipta Kerja Bisa Mengurangi Ketimpangan Sosial.
Salah satu akun Twitter yang mem-posting poster itu yaitu @EPulih.
“Omnibus Law itu baik, mengurangi ketimpangan sosial. Yang kurang, sosialisasinya.”
Buya Syafii Maarif
Guru Bangsa, Mantan Ketua PP Muhammadiyah,” cuit akun @EPulih seperti dilihat awakmedia, Rabu (14/10/2020).
Dalam poster itu tertulis sebagai berikut:
‘UU Cipta Kerja Bisa Mengurangi Ketimpangan Sosial
Omnibus Law itu kan baik, tapi yang kurang sosialisasinya. Ketimpangan sosial ini kan masih cukup tajam. Jadi kita berharap ketimpangan ini tidak terlalu dalam. Ke pada pemerintah, saya berharap supaya ini dijelaskan ke pada masyarakat. Jadi tidak timbul diskusi yang liar dalam masyarakat, pro-kontra yang sebenarnya tidak perlu. Menghabiskan energi kita’
Posting-an tersebut menjadi ramai setelah akun Twitter @budhihermanto menyatakan isi poster itu bukan pernyataan dari Buya Syafii Maarif.
“Klarifikasi ya, wahai para pendukung omnibus law yang terhormat. Poster seolah Buya Maarif merestui RUU cipta Kerja, bukan dari Buya Syafii Maarif,” cuit akun twitter @budhihermanto.
Saat dimintai konfirmasi, orang dekat Buya Syafii Maarif, Erik Tauvani, mengatakan bahwa Buya tidak pernah mengeluarkan kalimat seperti itu.
“Jadi itu bukan kalimat dari Buya. Kemarin saya sudah WA (WhatsApp) Buya untuk menanyakan gambar itu, karena di situ saya sendiri sudah curiga sejak awal,” kata Erik saat dihubungi wartawan, Rabu (14/10/2020).
Erik sejak awal sudah curiga jika kalimat dalam poster itu bukanlah kalimat Buya. Kecurigaannya itu karena tidak dicantumkannya tanggal, bahasa yang digunakan bukan bahasa ‘Buya’ dan teknis penulisannya salah.
“Karena di gambar itu tidak dicantumkan sumber tanggal. Dari bahasa yang digunakan nggak Buya banget dan beberapa teknis penulisannya salah,” jelasnya.
“Seperti kata kepada itu dipisah ke pada dan itu dua kali di satu kalimat. Dan itu saya sudah berpikir sejak awal kalau itu bukan Buya kemudian saya WA Buya dan Buya mempertegas itu bukan kalimat dari Buya,” tegasnya.
Erik pun baru mengetahui tersebarnya poster itu kemarin sore. Hingga saat ini ia belum bisa memastikan langkah apa yang akan ditempuh Buya karena namanya dicatut.
“Kemarin sore tiba-tiba tanya saya dan saya tidak tahu kok tiba-tiba setelah itu secara cepat menyebar. Saya belum dapat (untuk langkah selanjutnya),” ucapnya.
Untuk saat ini, menurut Erik, Buya masih fokus pada penanganan Corona. “Buya itu sebetulnya fokus ke penanganan COVID-19 dan mengkritisi penanganan Pilkada di tengah pandemi ini,” pungkasnya.
[Admin/dt]