Beritainternusa.com,Jakarta – Pemerintah terus mengencarkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sampai saat ini Indonesia masih belum mencapai puncak dari pandemi ini. Bahkan angka pasien positif merangkak naik, dari yang biasa perhari sekitar 3000 pasien kini menjadi 4000.
Mengenai akan ditemukannya vaksin, ternyata tidak menjadi jaminan akan dapat menghindarkan seseorang dari Covid-19. Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menilai, adanya vaksin tidak bisa menjamin pandemi Covid-19 akan berakhir. Hingga saat ini pun belum ada yang bisa memprediksi kapan pandemi akan hilang.
“Kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, apakah tahun depan iya, kalau tahun depan kalau ternyata tidak?. Vaksin ini sangat dinantikan, tapi apakah dengan vaksin Covid ini akan berakhir?” katanya dalam raker dengan Komisi VIII DPR.
Menurutnya, masalah Covid ini sudah menjadi masalah global dan sekarang bila dilihat korbannya bukan makin menurun. Dia bilang, beberapa negara yang sudah bangga bisa menekan laju corona, justru sekarang muncul lagi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menekankan, aspek kesehatan dalam penanganan Covid-19 harus diprioritaskan. Menurut dia, berbahaya apabila sektor ekonomi didahulukan tanpa penanganan Covid-19 yang serius.
Epidemiolog dari Unair, Windhu Purnomo menilai, apa yang menjadi visi Jokowi tersebut sampai saat ini masih belum sesuai diterjemahkan di jajaran penanganan Covid-19, baik Satgas maupun Komite. Dia menekankan, yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah soal pencegahan penyebaran Covid-19, bukan soal menyembuhkan.
“Kita bicara pemutusan rantai penularan, kita bukan bicara hilir. Hulu itu penularan di masyarakat, mutusnya gimana? Saya bilang selama 6 bulan kita bekerja tidak tepat, negara lain penanganannya ketat, 2-3 bulan selesai. Kita sampai 6 bulan bahkan 7 bulan aja belum tercapai puncak, kita masih terus menanjak,” katanya kepada awakmedia.
Menurutnya, membatasi gerakan manusia merupakan upaya paling efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Selama masyarakat masih bebas bergerak, maka muskil pemerintah bisa menekan penyebaran virus asal Wuhan, China tersebut.
Pembatasan ini bertujuan untuk memastikan tidak adanya pertemuan antar orang. Mengingat penyebaran virus ini melalui udara, tanpa menerapkan protokol kesehatan yang ketat maka seseorang kemungkinan akan tertular Covid-19.
Windhu meminta pemerintah tidak setengah setengah dalam melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dia mengingatkan, selama masih ada orang berpindah daerah dan transportasi umum masih beroperasi, maka PSBB itu tidak akan efektif.
“Selama masih ada pergerakan orang, maka pandemi enggak akan berakhir. Kalau ada orang keluar masuk, bisa jadi daerah lain berubah orange dan merah. Nah bisa juga sebaliknya, dan ini akan ping pong terus dan tidak akan selesai,” terangnya.
[Admin/md]