Beritainternusa.com,Jakarta – Partai Demokrat mencibir bakal calon Wali Kota Medan, Bobyy Nasution yang merekrut mantan narapidana korupsi, Abdillah, ke dalam tim pemenangan. Demokrat mempertanyakan konsistensi Bobby soal pemberantasan korupsi.
“Dengan masuknya Pak Abdillah ini mau tidak mau kalimat-kalimat Bobby yang selama ini selalu nyinggung soal bersih-bersih di Kota Medan telah kehilangan tenaganya. Tak bermakna lagi,” kata Wasekjen Demokrat, Jansen Sitindaon, Senin (21/9/2020) malam.
Jansen, yang juga Dewan Penasihat Tim Pemenangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi, menilai selama ini Bobby kerap menyinggung Pemko Medan yang gagal dalam pembangunan karena korupsi. Namun, kata Jansen, Bobby malah merekrut mantan Wali Kota Medan Abdillah yang pernah terjerat kasus korupsi.
“Karena mereka yang menuding Pemko Medan berpuluh tahun terakhir gagal dalam segala hal infrastruktur, jalan berlubang, birokrasi termasuk korupsi. Buktinya Pak Abdillah, Wali Kota 2 periode yang tersandung korupsi mereka berdayakan sebagai tim sukses,” ucapnya.
Dia menilai direkrutnya Abdillah menjadi bukti Bobby tak konsisten antara ucapan dan perbuatan. Meski demikian, dia mengatakan masuknya Abdillah merupakan urusan kubu Bobby-Aulia.
Jansen mengaku yakin warga Medan bisa menilai konsistensi antara ucapan dan tindakan Bobby soal pemberantasan korupsi. Dia menyebut tim Akhyar-Salman fokus menyebarkan gagasan perbaikan di Medan.
“Inilah bukti nyata mereka tidak konsisten. Tapi sekali lagi biarlah itu jadi urusan tim mereka ya dan biarkan masyarakat di Kota Medan yang menilai mana yang konsisten dengan narasi dan gagasannya di ruang publik. Kami AMAN walau kecil, hanya dengan dukungan 2 partai saja, akan terus jalan dengan gagasan membawa Medan jadi lebih baik dan utamanya semoga bisa terus konsisten antara perkataan dan perbuatan,” ujar Jansen.
Sebelumnya, eks Wali Kota Medan, Abdillah, masuk ke dalam struktur tim pemenangan Bobby Nasution-Aulia Rachman di Pilkada Medan. Abdillah merupakan mantan terpidana kasus korupsi.
Abdillah masuk sebagai salah satu Dewan Pembina. Di tergabung dalam satu tim bersama Sandiaga Uno, Maruarar Sirait, Sukur Nababan hingga Sofyan Tan.
“Pak Abdillah adalah tokoh di Kota Medan dan sudah pernah menjadi Wali Kota di Kota Medan dan tidak bisa kita pungkiri bahwa di masa pemerintahan beliau banyak terjadi kemajuan dan perkembangan di Kota Medan,” kata Jubir Timses Bobby-Aulia, Meryl Saragih, Senin (21/9).
Jubir Timses Bobby-Aulia lainnya, Sugiat Santoso, menilai tak ada masalah terkait bergabungnya Abdillah di Timses Bobby-Aulia. Dia mengatakan masuknya nama Abdillah telah diperhitungkan secara matang.
“Nggaklah, kalau hadirnya Bang Abdillah itu yang pertama dia pernah menjabat sebagai Wali Kota medan, banyaklah pembangunannya merata di Kota Medan. Kedua, jaringan Abdillah sangat luas. Sekaligus tempat bertanya Bobby-Aulia di Pilkada nanti untuk membangun Kota Medan,” tuturnya.
Abdillah merupakan Wali Kota Medan dua periode yaitu 2000-2005 dan 2005-2010. Namun jabatan di periode kedua Abdillah tidak genap dijalaninya karena urusan hukum pada tahun 2008. Dia terjerat kasus korupsi yang ditangani KPK, yaitu kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran dan penyelewengan dana APBD. Saat itu, Abdillah dijerat KPK bersama-sama dengan wakilnya yang bernama Ramli.
Abdillah kemudian divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara serta denda Rp 250 juta subsider 6 bulan kurungan, ditambah wajib membayar uang pengganti Rp 17,8 miliar. Hukuman Abdillah dipangkas di tingkat banding hingga dikuatkan pada tingkat kasasi menjadi 4 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan kurungan, ditambah uang pengganti Rp 12,1 miliar.
Abdillah telah bebas pada 2010. Kepulangan Abdillah saat itu disambut warga di Bandara Polonia Medan, Rabu (2/6/2010).
[Admin/dt]