Beritainternusa.com,DIY – Mbah Tunah (71) warga Pedukuhan Diran, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo mendapatkan program bedah rumah dari Guyon Maton Kuon Progo (GMKP).
Ia hidup sebatang kara karena tidak dikaruniai anak serta suaminya telah meninggal dunia.
Di sebuah rumah yang tak layak huni dan mulai miring pondasinya tersebut ia tinggal sendirian
Sebab rumah tersebut bukan berdinding tembok melainkan dari kayu yang kini telah lapuk di makan usia.
Agar tidak terlihat dari luar, dinding tersebut dilapisi oleh lembaran karung beras berwarna putih.
Tak hanya itu, atap yang ditutupi dengan genting yang disusun secara bercelah dimana saat hujan dapat membasahi tubuhnya.
Rumah Mbah Tunah juga hanya beralaskan tanah liat.
Dalam kesehariannya Mbah Tunah tidak pernah keluar rumah.
Sebab selama dua puluh tahun, ia menderita kelumpuhan dan hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur yang hanya beralaskan tikar.
Sehingga ia tidak bisa bekerja.
Untuk makan setiap harinya, hanya mengandalkan dari keluarga dan belas kasihan dari tetangga di sekitarnya.
“Mbah Tunah tidak bisa beraktivitas. Siang dan malam hanya digunakan untuk tiduran. Bahkan untuk makan dan minum biasanya dikirim oleh adik saya,” ucap Rubiyem (61), adik ipar Mbah Tunah Selasa (15/9/2020).
Untuk kebutuhan air bersih didapatkan dari keponakan Rubiyem yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.
Kini, Mbah Tunah mendapatkan kesempatan untuk hidup di rumah layak yang dibangun di atas tanah milik adik kandungnya Wagiman Tulo (53).
Rumah layak huni tersebut dibangun secara sederhana dengan ukuran 3×4 meter dan teras berukuran 2 meter.
Adapun biaya yang dikeluarkan untuk membangun rumah sederhana tersebut mencapai Rp 25 juta dengan fasilitas yang standar minimal.
Dengan adanya program bedah rumah ini Rubiyem mengucapkan terima kasih kepada relawan GMKP yang telah memberikan program bedah rumah bagi Mbah Tunah.
“Alhamdulillah mudah-mudahan yang ngasih (program bedah rumah) rejekinya banyak dan lancar. Serta saya mengucapkan banyak terimakasih,” ungkapnya.
Sementara, Koordinator Guyon Maton Kulon Progo (GMKP), Mursanto mengatakan walaupun di tengah pandemi yang masih merebak saat ini, GMKP terus menyalurkan bantuan sosial bagi warga yang membutuhkan.
Sebab hal ini didasari pada kerelaan sebagai relawan sosial dan adanya rasa kemanusiaan antar sesama.
“Bantuan yang diberikan dengan cara menghimpun iuran dari anggota relawan GMKP. Jadi kita menjalankan program ini secara estafet antar teman. Kemudian hasil iuran yang telah terkumpul kita jalankan di lapangan,” ucapnya.
Adapun untuk kriteria masyarakat yang berhak menerima bantuan yaitu lansia yang terlantar atau manula yang tidak mendapatkan bantuan secara maksimal, orang yang menderita sakit maupun orang yang tidak memiliki rumah layak huni.
Mursanto berharap program bedah rumah untuk Mbah Tunah ini segera terselesaikan
[Admin/hj]