Beritainternusa.com,Jabar – Tiga orang terdakwa sekaligus petinggi Sunda Empire dihadirkan ke persidangan. Dalam persidangan, narasi klaim mereka bikin geleng-geleng kepala.
Ketiga terdakwa tersebut yakni Nasri Banks selalu perdana menteri Sunda Empire, Raden Ratna Ningrum selaku Kaisar Sunda Empire dan Raden Rangga Sasana selaku Sekretaris Jenderal. Ketiganya dihadirkan ke Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata untuk diperiksa sebagai terdakwa pada Selasa (25/8/2020).
Narasi pertama datang dari Nasri Banks. Di hadapan jaksa dan majelis hakim, Nasri yang datang mengenakan kemeja putih ini dengan semangat menjawab setiap pertanyaan dari jaksa. Bahkan, Nasri menceritakan soal negara-negara dunia yang perlu datang ke Bandung untuk daftar ulang.
“Setiap siklus 75 tahun, itu masuk titik nol. Setiap 75 tahun harus mendaftar ke Bandung,” ucap Nasri di persidangan.
Jaksa Kejari Bandung lantas menanyakan dampak bila negara-negara tak melakukan daftar ulang ke Bandung. Nasri menyebut, bila negara tak daftar ulang, negara tersebut tak boleh mencetak uang.
“Nggak boleh cetak uang. Ada aset yang disimpan di Swiss bank pada tahun 1648 di perjanjian murder di Swiss penyimpanan aset pencetak uang,” tuturnya.
Terkait daftar ulang ini, Nasri menyebut hal itu menjadi salah satu alasan adanya perkumpulan di Isola pada tahun 2019. Sebab, kata dia, perkumpulan itu sekaligus mengingatkan soal daftar ulang negara-negara di tahun 2020.
“Mengingat waktu. Karena batas tahun 2020 harus daftar ulang,” katanya
“Itu sudah ada sistem aset. Sistem aset itu seluruh negara tidak boleh mencetak uang. Pemerintahan manapun harus berdasarkan jumlah emas baru boleh cetak uang. Kalau tidak namanya utang obligasi. Kalau dilanggar, nggak sopan, kenapa dikasih persyaratan, silakan minta izin ke Sunda Empire,” tutur Nasri menambahkan.
Tak hanya Nasri. Narasi lainnya juga diungkapkan Raden Rangga. Dia yang datang menggunakan seragam kebesaran berwarna hitam dengan aneka lambang ini awalnya menceritakan soal keikutsertaannya dalam Sunda Empire.
Rangga juga bercerita soal kegagalannya menggelar acara pertemuan ibu negara seluruh dunia gegara ditangkap polisi.
“Saya menyesal pada posisi ini menjadi polemik. Artinya pada posisi kegaduhan kerugian, tidak ada. Harusnya polemik Sunda Empire dan lainnya harus sinergi,” ucap Rangga.
Rangga juga mengungkapkan detik-detik sebelum ditangkap polisi. Menurut dia, beberapa hari sebelum ditangkap, dia mengaku sempat mengadakan pertemuan dengan perwakilan diplomatik negara Malaysia, Singapura dan Amerika di Bali.
“Sebelum ditangkap di Polda, ada hubungan diplomatik Malaysia, Singapore dan Amerika dalam rangka menggantikan sistem yang ada Jack ma dan Bill Gates. Kami kemudian bertemu konsulat negara,” kata dia.
Rangga lantas menyebutkan isi dari pertemuan itu. Menurutnya, pertemuan tersebut guna membahas rencana pertemuan ibu negara seluruh dunia.
“Melahirkan di bulan Juli pertemuan ibu negara seluruh bumi. Yang dihadiri oleh Jokowi juga. Waktu itu sudah ada support dari Mahatthir. Ga terlaksanakan karena diganggu,” katanya.
[Admin/dt]