seorang guru sedang mengajar di rumah murid

Beritainternusa.com,DIY – Pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan selama masa pandemi Coronavirus Disease-2019 atau (Covid-19) dengan sistem daring tidak selamanya mulus.

Di daerah terpencil di Kecamatan Dlingo misalnya, pembelajaran berbasis online itu sulit dilakukan, lantaran terkendala oleh sinyal.

Alhasil, sebagian siswa kurang bisa menangkap pelajaran.

Terlebih, materi pelajaran berbasis online diberikan kepada siswa dalam bentuk video, sebagian murid kurang terbiasa sehingga pelajaran tidak bisa ditangkap dengan baik.

Bermula dari keprihatinan itu, seorang Guru Tetap Yayasan di Mts Ma’arif Dlingo, Indri Astuti, rela mendedikasikan dirinya untuk langsung mendatangi rumah-rumah muridnya.

Dengan mengendarai sepeda motornya, Ia melewati jalan bergelombang perbukitan.

Tujuannya cuma satu, agar semua muridnya bisa mengikuti materi pembelajaran dengan baik.

Sejumlah siswa yang terkendala pelajaran dikumpulkan, kemudian diberikan bimbingan secara langsung.

“Anak-anak mengeluhkan susah sinyal, sehingga pembelajaran kurang optimal. Apalagi belajarnya kan lewat Video, beberapa anak belum terbiasa, jadi pemahamannya terhambat,” terang Indri, seusai memberikan pembelajaran langsung di Dusun Tanjung, Desa Temuwuh, Dlingo, Bantul, Selasa (25/8/2020).

Indri mengungkapkan, mendatangi rumah murid-muridnya untuk bimbingan langsung sudah sering dilakukan.

Setidaknya, dalam satu bulan sudah empat kali.

Ia lakukan secara bergilir. Memetakan muridnya yang dianggap terkendala pelajaran.

Dalam satu kali bimbingan, Indri biasanya akan memanggil beberapa murid dusun terdekat untuk ikut belajar bersama.

Jadi dalam satu kelompok biasanya diikuti oleh 6 – 8 siswa.

Protokol Kesehatan tetap diberlakukan. Anak-anak belajar dengan memakai masker.

Disediakan pula cuci tangan dan hand sanitizer. Dengan cara bimbingan langsung, menurut Indri, dirinya bisa langsung menjelaskan materi pelajaran kepada murid-muridnya.

Kemudian, dilanjut untuk mengerjakan tugas bersama.

“Setidaknya materi apa yang belum bisa dipahami, saat itu bisa langsung ditanyakan,” ungkap dia.

Selain itu, dengan mengunjungi rumah muridnya, ia mengaku lebih mengenal dan memahami kendala yang dihadapi muridnya di tengah kondisi serba sulit.

Ia bercerita, setelah selesai pelajaran, ada satu muridnya yang langsung terburu-buru pamit pulang.

Ketika ditanya alasan muridnya cepat pulang, “ternyata nyambi bekerja,” ucap Indri.

Ia mengaku mau melakukan bimbingan langsung ke rumah murid-muridnya karena prihatin.

Beberapa anak kesulitan belajar.

Setelah didatangi langsung ternyata sinyalnya memang susah.

Ada juga yang terkendala karena tidak ada kuota internet.

Madrasah Tsanawiyah (Mts) Ma’arif Dlingo merupakan sekolah swasta.

Jumlah muridnya ada sekitar 200 anak. M

enurut Indri, keuangan sekolah tidak begitu banyak.

Sebab itu, “kami belum bisa memberikan kuota untuk siswa kami,” terangnya.

Karena itu, bagi dia mendatangi langsung rumah muridnya untuk bimbingan langsung adalah cara terbaik, dan akan terus dilakukan.

[Admin/tb]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here