kerumunan warga di Alun-alun Suroboyo

Beritainternusa.com,Jatim – Pemkot Surabaya dihujani kritik dari netizen hingga anggota dewan. Pemkot menjadi pihak yang paling disalahkan atas terjadinya kerumunan warga di Alun-alun Suroboyo.

Senin (17/8), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Alun-alun Suroboyo. Rencananya, selama 7 hari setelah diresmikan, pemkot akan menggelar pertunjukan musik hingga seni budaya di alun-alun tersebut.

Untuk menghindari kerumunan warga, pemkot mencoba membatasi jumlah pengunjung alun-alun. Yakni hanya 40 persen dari total kapasitas Alun-alun Suroboyo.

Namun karena banyak warga yang penasaran dan haus akan hiburan, kerumunan pun tak bisa dihindarkan pada Kamis (20/8) malam. Pembatasan jumlah pengunjung justru menyebabkan terciptanya kerumunan warga di sekitar alun-alun. Ratusan warga yang tidak bisa masuk alun-alun memenuhi pedestrian Jalan Gubernur Suryo hingga Yos Sudarso.

Pemkot Surabaya pun akhirnya dihujani kritik. Mulai dari netizen hingga anggota dewan. Banyak pihak yang menyayangkan pembukaan alun-alun dan pergelaran pertunjukan seni di tengah pandemi COVID-19.

wkwkwk merayakan 17 agustus di larang tp iki ngelompok ga masalah. oala ajane aku seng goblok tak wong seng ngaku pinter nang birokrasi,” berikut komentar akun Instagram @yehuda****** seperti yang dilihat awakmedia, Jumat (21/8/2020).

Lalu Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Chrisman Hadi mengatakan, Pemkot Surabaya tidak konsisten. Pasalnya, pada 10 Agustus lalu pemkot meminta warga tidak mengadakan perayaan kemerdekaan RI untuk menghindari kerumunan. Namun membuka Alun-alun Suroboyo yang menimbulkan kerumunan.

“Tapi pemkot sendiri bikin acara besar-besaran tanggal 17, pembukaan oleh wali kota di Alun-alun Surabaya. Menurut saya inconsistent pemkot. Kedua, itu satu langkah sembrono dalam menyikapi COVID-19,” kata Chrisman saat dihubungi awakmedia.

Sementara Pakar epidemiologi dari Unair Surabaya, Dr Windhu Purnomo menyebut pertunjukan ini berisiko tinggi pada penularan COVID-19. Windhu menilai sebaiknya pemerintah tidak menggelar dahulu pertunjukan semacam ini.

“Pada kondisi yang masih tidak aman seperti ini, pada dasarnya seharusnya semua pergerakan dan aktivitas yang tidak esensial seperti yang menyangkut hajat hidup masyarakat, kesehatan, kebutuhan pokok, energi tidak diaktifkan dulu, termasuk pentas seni,” ujarnya.

Kemudian Koordinator pekerja hiburan malam Nurdin Longgari mengaku heran dengan kegiatan yang diselenggarakan Pemkot Surabaya itu. Ia kemudian mengritik Perwali yang dilanggar Pemkot Surabaya sendiri.

“Itu membuat Perwali tapi dia langgar sendiri. Maksudnya begini, wali kota itu kan membuat Perwali nomor 33 tentang jaga jarak, protokol kesehatan eh dia mengadakan yang viral di mana tidak bisa menjaga jarak,” terangnya.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni menilai, potret tersebut sungguh ironi. Sebab seminggu sebelumnya, Pemkot Surabaya telah mengeluarkan edaran mengimbau warga untuk tidak menggelar malam tirakat serta perlombaan HUT RI, untuk menekan penyebaran COVID-19.

“Ini tentu ironi, karena seminggu sebelumnya Pemkot melarang warga untuk menggelar malam tirakatan, dalam rangka proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Acara tirakatan jauh lebih sakral dibandingkan peresmian alun-alun yang tampaknya seperti sebuah taman,” kata Arif.

Seiring dengan datangnya sederet kritik, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BPB Linmas Kota Surabaya Irvan Widyanto, meminta maaf kepada masyarakat yang belum terfasilitasi melihat langsung Alun-alun Suroboyo.

“Pertama-tama kami mohon maaf ya, kepada warga yang mungkin belum berkesempatan untuk bisa melihat alun-alun. Terima kasih antusiasnya. Tapi kami yakinkan bahwa mungkin bisa diganti hari ya, kalau hari ini belum bisa hari besok dan seterusnya,” kata Irvan.

“Hari ini kita terjunkan full team untuk melakukan evaluasi secara langsung dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penutupan. Kami melihat situasi dan kondisi terakhir,” imbuhnya.

Irvan menambahkan, salah satu evaluasi yang dilakukan secara langsung yaitu mengusulkan kepada Dinas Perhubungan Kota Surabaya agar melakukan penertiban parkir liar. Sementara untuk pertunjukan seni sudah ditiadakan mulai Jumat (21/8) malam.

[Admin/dt]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here