Novi saat menerima bantuan ponsel pintar dari Kasubbag Humas Polres GK Iptu Enny Widhiastuti

Beritainternusa.com,Gunungkidul – Sejak pandemi COVID-19, seluruh pelajar di Gunungkidul terpaksa harus mengikuti aturan Belajar Dari Rumah (BDR).

Pembelajaran dan komunikasi dengan guru dilakukan secara daring, namun tak semua pelajar bisa melakukan hal tersebut.

Seperti yang dialami Tri Novi Handayani (16), pelajar kelas 8 SMP Negeri 2 Panggang.

Keluarganya yang kurang mampu secara ekonomi membuatnya sulit memiliki ponsel pintar untuk komunikasi BDR.

Selama BDR, Novi hanya bisa meminjam ponsel milik seorang warga di Kalurahan Girimulyo, Panggang.

Ia harus berjalan kaki sejauh 3 km dari rumahnya di Pedukuhan Prahu, Girimulyo.

“Kebetulan yang meminjamkan punya toko aksesoris ponsel, jadi saya mengerjakan tugas sekolah di situ,” tutur gadis kelahiran 9 Oktober 2005 ini.

Beruntungnya, pemilik ponsel tersebut juga mengijinkan Novi menggunakan kuota internet yang ada.

Ia mengaku sudah 4 bulan ini melakukan hal tersebut, berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB dan tiba di toko sejam kemudian.

Novi hanya tinggal bersama ibunya, Wakiyem (54).

Keduanya tinggal di rumah berukuran 3×5 meter, hasil program bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH).

Hanya ada 1 ruangan dan seluruh aktivitas dilakukan di situ.

Bahkan untuk buang air pun, mereka harus menumpang ke tetangga.

Pasalnya hanya ada tempat mandi di rumah itu, dengan pembatas anyaman bambu.

Baru-baru ini mereka dibuatkan kamar mandi dan WC, hasil donasi relawan.

“Mereka juga membantu membuatkan tampungan airnya,” ungkap Wakiyem.

Sehari-harinya, Wakiyem bekerja sebagai buruh tani di ladang orang dengan penghasilan tak tetap.

Paling tinggi upah yang didapat hanya Rp 40 ribu sehari.

Tentu saja uang tersebut tak cukup untuk membeli ponsel.

Novi mengaku sempat minder dengan kondisinya tersebut.

Bahkan ia sempat berpikir untuk berhenti sekolah karena tak punya ponsel untuk BDR.

Ia ingin membantu ibunya bekerja, seperti yang dilakukan setiap hari.

“Kalau memang harus berhenti karena tidak mengerjakan tugas, tidak apa-apa. Demi ibu, saya ikhlas,” katanya.

Kisah Novi terdengar hingga Polres Gunungkidul yang kemudian memberikan bantuan berupa satu unit ponsel untuk Novi.

Kasubbag Humas Polres Gunungkidul Iptu Enny Widhiastuti memberikan ponsel tersebut usai apel pada Jumat (14/08/2020) pagi.

Enny mengatakan Novi layak mendapat bantuan tersebut.

Sebab menurut informasi dari pihak sekolah, ia selalu meraih ranking 1.

Menurutnya, sangat disayangkan jika ia harus berhenti hanya karena tidak memiliki ponsel.

“Novi ini pelajar berprestasi, namun kondisi ekonominya tidak mendukung,” kata Enny.

Pemberian ponsel ini sekaligus dalam rangka peringatan HUT RI ke-75 dan HUT Polwan RI ke-72.

Enny mengatakan pihaknya juga menggelar Bakti Sosial (Baksos) dengan membagikan 1.000 paket sembako.

Novi pun tak kuasa menahan haru setelah menerima bantuan tersebut.

Ia berterima kasih pada pihak yang sudah membantunya, termasuk pihak sekolah.

Para guru selama ini turut memberinya uang sekedar untuk jajan, agar Novi bisa seperti remaja pada umumnya.

“Belum lama ini pihak sekolah juga memberikan meja belajar untuk saya,” ungkap Novi yang bercita-cita jadi polwan ini

[Admin]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here