Beritainternusa.com,Jakarta – Kemungkinan calon tunggal di Pilkada Solo 2020 semakin besar, setelah hampir semua partai memberikan dukungan resmi kepada pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa. Potensi pasangan Gibran-Teguh melawan kotak kosong semakin tinggi.
PKS, satu-satunya partai yang melawan masih mencari lawan untuk Gibran menyampaikan, jika terjadi kotak kosong, maka akan terjadi kemunduran demokrasi.
“Kalau semua mendukung Gibran, maka akan terjadi kemunduran demokrasi,” kata
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto, Kamis (13/8).
Menurut Sugeng, seharusnya partai politik (parpol) di Solo malu jika nantinya Gibran melawan kotak kosong. Dalam sejarah, Kota Solo belum pernah seperti terjadi adanya kotak kosong.
“Makanya kalau ini sampai terjadi, sebuah kemunduran demokrasi,” ujarnya.
Sugeng juga mempertanyakan keberanian parpol pendukung Gibran. Menurutnya, saat ini tak ada partai yang berani melawan sang putra presiden.
“Apa saat ini tidak ada koalisi parpol yang berani melawan Gibran? Apa nggak ada politisi Solo yang berani dan punya syarat untuk melawan Gibran? Ini jadi pertanyaan,” terangnya.
Dia menilai, dukungan kepada Gibran justru dapat menjadi bumerang pada saat Pemilu 2024 nanti. Terutama PAN dan Gerindra yang pada pemilu sebelumnya bersama PKS. Sugeng memprediksi jumlah suara mereka akan berkurang akibat mendukung Gibran.
“Misalnya PAN, konstituennya banyak yang tidak menghendaki mendukung Gibran, tetapi ternyata rekomnya jatuh kepada Gibran. Jangan salahkan mereka ketika 2024 akan beralih dari PAN. Begitu juga Gerindra, banyak suara yang tidak mendukung Gibran,” lanjutnya.
“Kami masih optimistis ada berpeluang membentuk poros baru melawan Gibran. Kami sedang berkomunikasi dengan partai lain di tingkat DPP,” tambahnya.
Sugeng mengingatkan fakta empiris tentang kotak kosong yang terjadi di Karanganyar. Dimana kurang sehari, meskipun rekom (Gerindra) sudah diberikan, sudah tanda tangan resmi, dukungan akhirnya dialihkan kepada PKS.
[Admin]