Beritainternusa.com,Jakarta – Kritik keras politisi senior Amien Rais tengah menjadi sorotan. Amien menyebut Indonesia kian meredup dengan maraknya praktik adu domba di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai, politikus senior Amien Rais sedang menggunakan gaya satire atau bahasa sindiran untuk menggambarkan situasi kondisi negara saat ini.
“Satire itu kan menggambarkan situasi Indonesia yang sedang menghadapi situasi berat. Cara mengatasi Covid-19 yang lamban dan leadership yang lemah membuat republik ini makin tidak berdaya,” ujar Ubed kepada awakmedia, Kamis (13/8).
Bahkan, Ubed menilai diksi yang dipakai Amien masih terbilang santun dengan menggunakan kata ‘redup’ dalam memaknai situasi kondisi Indonesia sekarang.
“Menurut saya fakta empiriknya Indonesia tidak saja sedang redup, tetapi sudah memasuki episode gelap tahap awal. Sebab faktanya angka pertumbuhan ekonomi makin merosot hingga minus 5 persen lebih, jumlah pengangguran terus bertambah, angka kemiskinan juga bertambah dan seterusnya,” bebernya.
“Termasuk Indeks Demokrasi yang semakin memburuk, apalagi dalam indikator kebebasan sipil. Padahal dalam konteks membangun kepercayaan internasional pada Indonesia indeks demokrasi juga sangat penting artinya bagi dunia ekonomi khususnya investasi,” sambungnya.
Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin merespons apa yang disampaikan Amien Rais adalah hak bagi rakyat dalam menyampaikan pendapat, sebagai kritik. “Hak Amien Rais untuk bisa mengkritik siapapun. Sebagai rakyat berhak mengkritik siapapun. Termasuk dalam mengkritik penyelenggara negara,” ujarnya.
Ujang melihat apa yang disampaikan Amien adalah bentuk kritik masyarakat terhadap pemerintah atas kondisi Indonesia yang sedang menurun.
“Pernyataan tersebut mungkin saja sebagai kegelisannya akan nasib bangsa yang makin hari makin tak jelas arahnya. Persoalan kebangsaan yang Amien sebutkan nyata adanya. Dan di negeri ini siapapun berhak mengkritik siapapun, asal kritik tersebut dilakukan secara objektif dan konstruktif,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ujang menyampaikan apa yang diucapkam Amien Rais terlihat jelas sebagai kritik kepada pemerintah yang dianggapnya tak bisa mengelola negara dengan baik.
Diberitakan sebelumnya, Politikus senior Amien Rais menilai Indonesia semakin tidak bersinar bahkan cenderung meredup. Amien melihat ada kekuatan-kekuatan anti ketuhanan nampak semakin beringas dan berani muncul.
“Sodara-sodaraku saya lihat dan cermati bahwa dalam pergaulan antar bangsa dewasa ini Indonesia yang kita cintai bersama semakin tidak bersinar malahan semakin meredup. Kekuatan-kekuatan anti ketuhanan nampak semakin beringas dan berani. Kemanusian kita bisa dikatakan cenderung menjadi kemanusian agak zalim dan tidak lagi berdadab,” kata Amien seperti disiarkan dalam kanal Youtube Amien Rais Offisial, dikutip awakmedia, Kamis (13/8).
Video itu diberi judul: Pilihan Jokowi: Mundur atau Terus. Episode 1. Bangsa Indonesia Dibelah. video yang diunggah 10 jam lalu telah ditonton 627 orang.
Amien mengatakan, persatuan Indonesia semakin goyah. Politik adu domba semakin terlihat.
“Kerakyatan kita cenderung membuang hikmah serta keunggulan prinsip permufakatan, permusrawarakatan dan perwakilan. Mayoritas rakyat kecil kita belum merasakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa, tetapi lebih sering menderita, kezaliman sosial dari mereka yang berkuasa dan berharta,” ujar pendiri PAN tersebut.
Amien menilai kehidupan politik, sosial ekonomi, penegakan hukum serta kehidupan moral bangsa terus mengalami kemerosotan. Dia khawatir kemerosotan di pelabagai bidang kehidupan itu membuat Indonesia semakin jatuh.
“Tidak mustahil pula proses kemerosotan multi-dimensional itu mmbuat semakin redup kehidupan bangsa kita, menjadikan seolah bangsa Indonesia tanpa masa depan,” kata dia.
Amien pun menyinggung demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Menuruta dia, sejak menjadi prediden pada 2014- 2019 hingga saat ini, perkembangan politik nasional semakin jauh dari spirit demokrasi.
“Tidak berlebihan bila dikatakan hasil pembangunan politik dimasa Jokowi telah memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Amien.
Amien menilai kehidupan demokrasi yang kian jauh itu dikarenakan kecurgiaan dan ketakutan rezim Jokowi terhadap umat Islam yang berisikap kritis dan korektif. Dia menuding kriminalisasi dan demonisasi serta persekusi terhadap para ulama sangat terlihat jelas.
Dia pun menyinggung gaya politik Jokowi yang disebutnya sebagai partisan. Yang mana menurut Amien, cenderung memihak kelompok kalangan tertentu.
“Sampai sekarang penyakit politik bernama partisanship itu tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi umat islam yang kritis terhadap kekuasaannya. Para buuzzer bayaran dan juga para jubir Istana diberbagai diskusi atau acara dibanyak stasiun televisi seminar menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politi Jokowi yang beresensi politik belah bambu. Menginjak sebagian dan mengangkat sebagain yang lain,” kata Amien.
[Admin]