Beritainternusa.com,Jateng – Bos CV Mitra Sukses Bersama (MSB) yang bergerak di bisnis investasi semut rangrang di Sragen Sugiyono, ditahan Polda Jawa Tengah pada awal Agustus 2020. Penahanan ini membuat mitra usaha mempertanyakan kejelasan uang yang sudah mereka investasikan.
“Ya (ditahan). Pihak Polda yang menangani,” ujar Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandy Cahya Priambodo kepada wartawan melalui pesan singkat, Rabu (12/8/2020).
Berdasarkan informasi yang diterima wartawan, penahanan Sugiyono ini dilakukan sejak Senin (3/8). Sementara pasca-penangkapan, kondisi kantor dan gudang milik CV MSB di Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, tampak lengang. Salah satu gudang yang berada di Dukuh Kroyo sudah dipasangi garis polisi. Sementara kondisi di dalam gudang tampak kosong melompong.
Penutupan ini membuat resah para mitra yang telah menginvestasikan uangnya ke CV MSB. Para mitra sempat dijanjikan uangnya akan dikembalikan dengan cara diangsur.
“Nyatanya sampai sekarang belum pernah terealisasi. Malah Pak Giyono ditahan polisi. Lalu bagaimana nasib kami?” tanya Marno, salah satu warga yang tinggal tak jauh dari kantor CV MSB.
Marno mengaku tertarik berbisnis semut rangrang CV MSB karena tergiur iming-iming pendapatan besar. Setiap satu stoples semut yang dihargai Rp 1,5 juta, akan dibeli lagi oleh CV MSB seharga Rp 2,2 juta setelah lima bulan.
“Jadi panennya setiap lima bulan. Sekali panen kita laba Rp 700 ribu. Pertama kali saya beli sekitar 30-an paket semut rangrang seharga Rp 50 juta,” papar Marno.
Awalnya bisnis ini berjalan sesuai yang dijanjikan. Sejak bergabung medio 2018 lalu, Marno mengaku sudah merasakan empat kali masa panen, sebelum akhirnya CV MSB dinyatakan tutup.
“Tapi sekalipun belum pernah merasakan hasilnya. Karena seluruh uang plus laba saya masukkan lagi untuk beli paket semut yang baru, harapannya agar dananya semakin berkembang,” tuturnya.
Saking getolnya, Marno bahkan rela menjaminkan sertifikat tanahnya demi mendapatkan dana segar untuk investasi. Tak hanya itu, uang tabungan anaknya pun ikut dijadikan modal investasi.
“Total uang saya di MSB sebesar Rp 495 juta. Sejak ditutup sampai sekarang tidak ada kejelasan. Padahal setiap bulan saya harus mikir angsuran di bank,” keluh pria yang kesehariannya bekerja serabutan ini.
Marno meyakini banyak mitra yang mengalami nasib seperti dia. Pasalnya di Desa Taraman saja, kata Marno, ada banyak warga yang turut bergabung menjadi mitra CV MSB.
“Harapan saya ya uangnya dikembalikan. Cukup dikembalikan modal pokoknya saja saya sudah bersyukur,” pungkasnya.
[Admin]