Beritainternusa.com,Gunungkidul – Usia remaja seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan aktif.
Namun tidak bagi Meliasari (12), gadis asal Pedukuhan Singkil, Tepus, Gunungkidul.
Sepanjang hidupnya, ia hanya mampu terbaring lemas di tempat tidur.
Hanya Sutini dan Yatno Suwito, kakek-nenek Melia yang hadir untuk merawat dirinya.
Sementara kedua orang tuanya yaitu Sutarno dan Yeni Kusnawati, tidak ada kabar hingga saat ini.
Sutini menuturkan, Melia dititipkan oleh kedua orang tuanya sejak baru berusia 35 hari.
Keduanya hanya berpamitan untuk bekerja di luar kota.
“Sejak itu tidak ada pesan apa pun untuk Melia. Saya hanya diminta untuk merawat Melia baik-baik,” tutur Sutini ditemui wartawan beberapa waktu lalu.
Menurut Sutini, Melia menderita lumpuh layuh.
Hal inilah yang menyebabkan dirinya hanya bisa berbaring di tempat tidur sepanjang hari sejak bayi.
Tinggal bersama kakek-neneknya, Melia tidur di kamar sederhana tanpa jendela.
Sumber cahaya hanya berasal dari sepotong genting transparan yang terpasang di atap rumah tersebut.
Melia menghabiskan waktunya dengan tidur.
Namun sesekali matanya terbuka saat sang Nenek datang mendekat, membuka kelambu lusuh yang menutupi ranjangnya.
“Saya dan suami bergantian menjaga Melia. Sebab setiap hari harus bekerja di ladang,” ungkap Sutini.
Mengingat kondisinya yang lumpuh, Melia harus digendong saat akan dimandikan atau dibawa ke dokter saat sakit.
Ia akan menangis saat meminta makan, minum, atau ingin buang air.
Sutini pun harus sebisa mungkin menjaga kesehatan cucunya dengan makanan dan minuman yang bergizi.
Namun apa daya, secara ekonomi mereka bukanlah keluarga yang mampu.
Satu di antara anggota keluarga yang ikut merawat adalah Ngatiyem, anak kedua Sutini.
Sutarno yang merupakan ayah Melia, merupakan adik ketiga Ngatiyem.
Sedangkan ibunya, Yeni diketahui berasal dari Bantul.
Menurut Ngatiyem, sebelum pamit Sutarno berjanji akan mengirimkan uang begitu mendapatkan pekerjaan.
Saat menitipkan Melia, Sutarno dan istrinya tersebut terakhir diketahui menetap di Bantul.
“Sekarang entah tinggal di mana, lantaran tidak pernah memberi kabar,” ungkap Ngatiyem.
Beruntungnya, saat ini sudah banyak pihak yang membantu Melia.
Berbagai bentuk bantuan muncul dari sejumlah kelompok sosial setelah ada pengguna media sosial yang mempublikasikan kisah Melia.
Meski harus mengurus Melia dengan kondisinya tersebut, baik Sutini dan Ngatiyem tidak mempermasalahkannya.
Bahkan Ngatiyem tetap rajin menengok Melia setiap hari, meskipun ia juga ada 3 anak yang harus diurus.
Sutini pun berharap agar kedua orang tua Melia kembali untuk menemui putrinya tersebut.
Selama menunggu, ia akan terus menjaga cucunya agar tetap sehat.
“Meski harus mengasuh cucu saya seperti ini, saya tetap ikhlas,” kata Sutini.
[Admin]